DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Selama ini mungkin masyarakat hanya mengenal Canang Sari sebagai salah satu sarana untuk bersembahyang. Sebenarnya ada 10 canang dengan fungsinya masing-masing. Dalam artikel ini akan dibahas secara singkat tentang 10 jenis canang dalam banten Hindu.
Dalam tradisi Hindu di Bali, canang merupakan bagian integral dari setiap prosesi upacara Yadnya. Meskipun termasuk dalam kategori upakara kecil (nista), canang memiliki peran vital sebagai inti dari berbagai bentuk persembahan (banten).
Dibuat dari daun kelapa (janur), dihias dengan bunga, daun, serta bahan-bahan lain, canang menjadi simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
[irp]
Berikut adalah beberapa jenis canang beserta fungsi dan keunikannya:
1. Canang Genten
Berbentuk segiempat, alasnya terbuat dari janur atau daun pisang. Di atasnya terdapat pelawa (daun bunga), porosan dari sirih, kapur, dan pinang, dilengkapi hiasan bunga harum serta minyak wangi. Canang ini merupakan bentuk dasar yang sering digunakan dalam upacara sehari-hari.
2. Canang Sari
Melambangkan Lingga Yoni, bagian bawahnya berbentuk segiempat dan dilengkapi dengan urasari berbentuk lingkaran, simbol perpaduan Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dilengkapi bahan seperti tebu, pisang, jajan, minyak wangi, dan beras, canang ini melambangkan kemakmuran.
3. Canang Burat Wangi
Mirip dengan Canang Genten namun memiliki tambahan burat wangi berupa cendana dan akar harum, serta lenga wangi berwarna hitam dan putih. Biasanya digunakan bersama Canang Pasucian pada hari suci seperti Purnama dan Tilem.
[irp]
4. Canang Tadah Pawitra
Bentuknya menyerupai Canang Genten, namun dilengkapi bahan seperti kacang, ubi, dan pisang yang digoreng matang. Canang ini melengkapi banten suci atau dipersembahkan pada hari-hari suci tertentu.
5. Canang Pasucian
Berfungsi untuk penyucian, canang ini berisi kapur, buah pinang, tembakau, dan dua lembar daun sirih utuh. Bagian atas dihias bunga harum dan minyak wangi, sering digunakan dalam pertemuan penting.
6. Canang Pangeresikan
Sebagai simbol penyucian awal, alasnya berbentuk segiempat dari janur dan diisi tepung tawar, sisig (jajan hangus), dan bahan alami seperti daun kembang sepatu, jeruk nipis, beras, serta minyak wangi.
7. Canang Meraka
Berfungsi sebagai canang rarapan (oleh-oleh), isinya sederhana berupa tebu, jajan, dan buah-buahan. Biasanya dihaturkan sebagai bentuk persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
[irp]
8. Canang Tubungan
Bentuknya menyerupai Canang Genten, namun porosan-nya terdiri dari empat daun sirih yang diisi kapur, gambir, dan pinang, lalu digulung dan diikat. Digunakan sebagai persembahan untuk leluhur.
9. Canang Rebong
Dialasi dulang kecil dengan hiasan janur menjuntai, dilengkapi bahan seperti beras kuning, burat wangi, lenga wangi, pisang emas, dan hiasan bunga. Canang ini melambangkan gunung dan kemakmuran.
[irp]
10. Canang Oyodan
Menggunakan alas wakulan atau dulang, isinya serupa dengan Canang Rebong, namun ditambahkan tumpeng dan nyahnyah (campuran beras merah, putih, dan kelapa yang disangrai).
Keanekaragaman canang ini mencerminkan kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Bali dalam menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Setiap jenis canang memiliki makna khusus yang memperkaya tradisi Hindu Bali, menjadikannya bagian yang tak tergantikan dalam upacara Yadnya.
***