Pesan Kadiv Pemasyaratan Kanwil Kemenkumham Bali ke Napi Lapas Singaraja
Tilem Sasih Karo, Menghormati Gelap, Baik untuk Dewasa Ayu
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Banyak yang mencari tahu tentang makna dari Tilem Sasih Karo. Sejatinya tiada beda dengan pada umumnya. Sasih Karo merupakan bulan kedua dalam Kalender Bali.
Sama seperti pelaksanaan Tilem pada umumnya, umat Hindu melakukan persembahyangan dari tingkat terkecil yakni dalam lingkungan rumah kemudian ke tingkat desa hinng ke pura kahyangan.
Pemujaan dilakukan pada malam hari dengan melasakan yoga dengan pahala yang didapatkan adalah segala noda dan dosa teruwat.
Rahinan yang juga dikenal sebagai Krsna Paksa, pemujaan dipusatkan untuk memuja Siwa.
Dalam buku Sekarura yang dibuat oleh IBM Dharma Palguna halaman 9 dikatakan ….kepada pada Guru Kehidupan mengajarkan untuk menghormati gelap, tidak kurang dari pada hormat kepada terang.
Sedangkan, dalam lontar Sundarigama dikatakan tentang Tilem sebagai berikut:
Mwang tka ning tilem, wenang mupuga lara roga wighna ring sarira, turakna wangi-wangi ring sanggar parhyangan, mwang ring luhur ing aturu, pujakna ring sanggar parhyangan, mwang ring luhur ing aturu,
Pujakna ring widyadari widyadara, sabhagyan pwa yanana wehana sasayut widyadari 1, minta nugraha ri kawyajnana ning saraja karya, ngastriyana ring pantaraning ratri, yoga meneng, phalanya lukat papa pataka letuh ning sarira.
Artinya bahwa, Tilem sepatutnya kita menghilangkan segala dosa, noda dan leteh dalam diri. Dengan sarana wangi-wangi haturkan di sanggar, di parahyangan dan di atas tempat tidur.
Persembahkan kepada bidadari dan juga bidadara. Akan lebih baik lagi jika mempersembahkan sebuah sesayut widyadari untuk memohon anugerah.
Ala Ayuning Dewasa Tanggal 3 September 2024
Dirgahayu. Baik untuk mulai belajar. (Alahing dewasa 4).
Kala Luang. Baik untuk membuat terowongan, menanam ketela atau umbi-umbian. (Alahing dewasa 3).
Kala Sudukan. Tidak baik untuk memindahkan orang sakit, menunjukkan unsur perombakan. (Alahing dewasa 3).
Kala Suwung. Tidak baik untuk dewasa ayu, berkunjung. (Alahing dewasa 3).
Kala Tampak. Tidak baik untuk dewasa nikah (perkawinan). (Alahing dewasa 3).
Kala Tukaran. Baik untuk memasang jaring/tepis, mapikat (mencari burung), mulai melatih atau mengajar burung. (Alahing dewasa 3).
Kala Upa. Baik untuk memulai mengambil/memelihara ternak (wewalungan). (Alahing dewasa 4).
Pamacekan. Baik untuk mengerjakan sawah/tegal, membuat tombak penangkap ikan. Tidak baik melaksanakan yadnya (Alahing dewasa 2).
Rangda Tiga. Tidak baik melakukan upacara pawiwahan. (Alahing dewasa 3).
Sampi Gumarang Munggah. Tidak baik menanam padi dan jagung. (Alahing dewasa 4).
Pararasan: Laku Pandita Sakti, Pancasuda: Satria Wibawa, Ekajalaresi: Suka Pinanggih, Pratiti: Sadayatana
***