DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Bali, sebagai pulau yang kaya akan tradisi dan budaya, memiliki berbagai ritual yang dijalankan dengan penuh makna. Salah satunya adalah Ngaben dan Nyekah, dua upacara adat yang berkaitan erat dengan prosesi kematian. Meski keduanya sering dianggap serupa, terdapat perbedaan mendasar dalam tujuan dan pelaksanaannya. Berikut penjelasan lengkap mengenai kedua upacara sakral ini.
Ngaben: Ritual Pelepasan Jiwa dengan Pembakaran Jenazah
Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Tradisi ini bertujuan untuk mengantarkan roh atau atma kembali kepada Sang Pencipta dengan cara menyucikan dan melepas ikatan fisik dari dunia fana.
[irp]
Makna dan Filosofi Ngaben
- Berdasarkan filosofi Panca Sradha, Ngaben menjadi bagian dari keyakinan bahwa kehidupan manusia adalah siklus yang terus berputar.
- Melalui Ngaben, tubuh yang terdiri dari Panca Maha Bhuta (lima unsur alam: tanah, air, api, udara, dan ether) dikembalikan ke asalnya.
- Ritual ini juga menjadi bentuk bhakti dan penghormatan kepada leluhur.
Tahapan Pelaksanaan Ngaben
- Upacara Atiwa-Tiwa – Proses penyucian jenazah sebelum upacara pembakaran.
- Iring-iringan Bade dan Lembu – Jenazah diusung dalam arak-arakan menuju tempat pembakaran.
- Pembakaran Jenazah – Dilakukan dengan tujuan melepas roh dari tubuh fisiknya.
- Upacara Pengabenan Lanjutan – Termasuk pengiriman atma dan pengentas bambang, penyempurnaan perjalanan roh menuju alam selanjutnya.
[irp]
Nyekah: Penyucian Atma dan Pelepasan dari Unsur Duniawi
Nyekah adalah ritual yang dilakukan setelah Ngaben dengan tujuan menyucikan roh leluhur dan membebaskannya dari ikatan duniawi. Upacara ini bertujuan untuk mengantar atma menuju moksa, yakni kebebasan dari siklus reinkarnasi.
Makna dan Simbolisme Nyekah
- Nyekah berfokus pada penyucian atma melalui serangkaian ritual keagamaan.
- Dalam prosesi ini, roh leluhur diberi nama baru: leluhur perempuan dinamai sesuai bunga (cempaka, sandat, jempiring), sedangkan leluhur pria menggunakan nama kayu (cendana, damulir, ketewel).
Tahapan Pelaksanaan Nyekah
- Ngulapin di Segara – Memohon restu kepada Bhatara Baruna untuk memulai prosesi.
- Ngajum Sekah – Pembuatan simbol Panca Tan Matra dalam bentuk puspa lingga sarira.
- Ngaskara Sekah – Penyucian dan penghormatan roh leluhur.
- Narpana Sekah – Persembahan sesajen sebagai bentuk penghormatan.
- Ngeseng atau Mapralina Sekah – Pembakaran simbol puspa lingga untuk melepas ikatan duniawi.
- Nganyut Sekah – Pembuangan abu ke sungai atau laut sebagai penyucian terakhir, melambangkan pelepasan roh menuju alam suci.
[irp]
Kesimpulan
Ngaben dan Nyekah adalah dua ritual penting dalam tradisi Hindu di Bali yang memiliki peran dalam menghantarkan roh menuju alam berikutnya. Ngaben berfokus pada pelepasan raga dan pembebasan atma dari tubuh, sedangkan Nyekah lebih kepada penyempurnaan dan penyucian roh agar mencapai kesempurnaan spiritual. Kedua upacara ini mencerminkan kearifan lokal serta keyakinan masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia spiritual.
***