09/08/2025

Tradisi Unik Menginjak Api Jelang Nyepi di Bali: Ritual Penuh Makna di Nusa Penida

Tradisi Unik Menginjak Api Jelang Nyepi di Bali: Ritual Penuh Makna di Nusa Penida

Tradisi Unik Menginjak Api Jelang Nyepi di Bali: Ritual Penuh Makna di Nusa Penida/ balikonten/ google image

 

NUSA PENIDA, BALIKONTEN.COM – Bali tak pernah kehabisan pesona, baik dari keindahan alamnya maupun kekayaan budayanya. Menjelang Hari Raya Nyepi, sebuah tradisi unik masih lestari di kalangan masyarakat adat Nusa Penida, tepatnya di Desa Adat Pundukaha Kaja, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan cerminan kearifan lokal yang sarat makna. Namanya? Nyekjek api—menginjak-injak api dengan penuh semangat dan tanpa rasa takut.

Nyepi Adat: Beda dari Nyepi Biasa

Jangan salah kaprah, Nyepi adat bukanlah Hari Raya Nyepi yang dirayakan umat Hindu secara umum. Nyepi adat adalah perayaan khusus yang hanya digelar oleh beberapa desa adat di Bali, termasuk Pundukaha Kaja. Pelaksanaannya pun punya waktu tersendiri, yakni sehari setelah Purnama Sasih Kesanga—purnama di bulan kesembilan menurut kalender Bali. Rangkaian ritualnya mencakup upacara mecaru hingga aksi nyekjek api yang jadi sorotan utama.

Tokoh adat setempat, Jero Gede Mangku Dalem I Made Lastrawan, menjelaskan bahwa tradisi ini dimulai dengan upacara Purnama Kesanga. Setelah itu, warga melanjutkan dengan ritual mecaru panca sata, menghaturkan segehan agung—sesajen besar—di perempatan desa. “Sesajen ini kami persembahkan untuk menyeimbangkan energi negatif menjadi positif, demi kemakmuran, keselamatan, dan ketentraman,” ungkap Lastrawan saat ditemui pada Minggu (25/2/2024).

[irp]

Dari Mecaru hingga Nyekjek Api: Prosesi yang Hidup dan Dinamis

Ritual mecaru digelar dini hari, sekitar pukul 03.00 Wita, melibatkan seluruh warga desa. Suasana kian magis dengan denting genta dan ketukan kentongan yang mengiringi langkah para jero mangku. Setelah mecaru selesai, para pria di desa mulai bersiap. Mereka menyalakan tumpukan kayu bakar yang disebut Sanghyang Api, sumber utama ritual nyekjek api.

Di pelataran jabe Pura Puseh Bale Agung, tepat di depan Pura Kepah Agung, tradisi ini mencapai puncaknya. Para pemuda desa, dengan semangat membara, menari-nari mendekati kobaran api. Tanpa ragu, mereka menginjak-injaknya, bahkan ada yang melompat atau memukul api dengan kayu. Iringan gamelan gong yang menggelegar menambah adrenalin, membuat suasana semakin hidup.

[irp]

“Yang menarik, mereka melakukannya dalam keadaan sadar, bukan kesurupan. Tapi, tak ada rasa sakit yang mereka keluhkan,” ujar Lastrawan dengan nada kagum. Selama ritual berlangsung, warga yang menginjak api sesekali disiram tirta suci untuk menjaga kekuatan dan perlindungan spiritual.

Warisan Turun-Temurun yang Tetap Terjaga

Tradisi nyekjek api bukan hal baru. “Ini sudah kami jalankan secara turun-temurun dan akan terus kami lestarikan,” tegas Lastrawan. Ritual ini biasanya berakhir menjelang fajar, sekitar pukul 06.00 Wita, lalu dilanjutkan dengan Nyepi adat hingga pukul 16.00 Wita.

Selama Nyepi adat, aturan ketat berlaku. Mirip dengan Nyepi tahun baru Saka, warga wajib menjalankan catur brata penyepian: tidak menyalakan api (amati gni), tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (amati lelungan), dan tidak mengadakan hiburan (amati lelanguan). Kendaraan dari luar pun dilarang masuk ke kawasan wisata desa, sesuai pengumuman resmi yang telah disebar sebelumnya.

[irp]

Makna di Balik Api dan Keheningan

Lebih dari sekadar atraksi, nyekjek api dan Nyepi adat adalah wujud penghormatan pada leluhur serta harmoni dengan alam. Api yang diinjak tak hanya simbol keberanian, tetapi juga prosesi penyucian. Sementara keheningan Nyepi adat menjadi momen introspeksi bagi warga desa.

Tradisi ini jadi bukti bahwa Bali tak hanya menawarkan pantai indah atau pura megah. Di balik itu, ada kekayaan budaya yang hidup, seperti nyekjek api di Nusa Penida, yang terus memikat hati siapa saja yang ingin mengenal lebih dalam jiwa Pulau Dewata.

[irp]

Artikel ini bukan hanya cerita tentang ritual unik, tetapi juga undangan untuk Anda menyelami pesona budaya Bali yang tak lekang oleh waktu. Tertarik menyaksikan langsung? Datanglah ke Nusa Penida saat Purnama Kesanga tiba!

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!