Tumpek Kandang: Tradisi Hindu Bali untuk Menghormati Satwa
Ilustrasi sapi /TheDigitalArtist/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Setiap 210 hari, umat Hindu di Bali merayakan Tumpek Kandang, sebuah tradisi suci yang dikenal juga sebagai Tumpek Uye atau Tumpek Wewalungan. Hari raya ini, yang jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Uye, menjadi momen spesial untuk menghormati satwa, khususnya hewan ternak, sebagai wujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi Sang Hyang Rare Angon dan Siwa Pasupati.
Makna Tumpek Kandang dalam Budaya Bali
Tumpek Kandang adalah bagian dari rangkaian enam Tumpek dalam Kalender Bali, yang meliputi Tumpek Landep, Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, Tumpek Krulut, dan Tumpek Wayang. Perayaan ini diperingati setiap kali Saptawara Saniscara (Sabtu) bertemu dengan Pancawara Kliwon, menandai siklus 210 hari. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan satwa dalam budaya Bali.
Menurut Lontar Sundarigama, Tumpek Kandang merupakan saat untuk mengupacarai binatang, baik ternak seperti sapi dan kerbau maupun hewan lain seperti burung dan ikan. Dalam lontar tersebut disebutkan bahwa binatang dijiwai oleh Sang Hyang Rare Angon, sehingga mereka dianggap sebagai bagian penting dari kehidupan manusia, yang merupakan makhluk utama.
Tata Cara dan Banten dalam Tumpek Kandang
Upacara Tumpek Kandang dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan umat dan prinsip desa kala patra (sesuai tempat, waktu, dan keadaan). Banten yang digunakan biasanya mencakup sesayut, penyeneng, reresik, canang raka, serta tambahan seperti blayag dan pesor untuk ternak jantan. Untuk unggas seperti itik, angsa, atau burung, banten khusus seperti ketupat kedis, ketupat sidha purna, ketupat bagia, serta tetebus dan kembayang payas turut disiapkan.
Banten ini disusun dengan penuh makna, seperti canang lenga-wangi, burat wangi, dan penek ajuman sodaan putih kuning, yang dipersembahkan di sanggar atau tempat suci sebagai wujud penghormatan kepada Sang Hyang Rare Angon. Ritual ini mencerminkan keseimbangan spiritual antara manusia dan satwa, sekaligus memperkuat nilai pelestarian alam dalam tradisi Hindu Bali.
Pentingnya Tumpek Kandang untuk Generasi Muda
Tradisi Tumpek Kandang bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan makhluk hidup lainnya. Dalam kehidupan modern, nilai-nilai ini tetap relevan, mengajarkan generasi muda untuk menghargai satwa dan lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Itulah ulasan singkat tentang Tumpek Kandang, tradisi Hindu Bali yang kaya makna dan sarat nilai spiritual, dirangkum dari berbagai sumber terpercaya.
***