Badung, Balikonten.com – Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin membuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) XXII pada Jumat (17/12) di Bali Nusa Dua Convention Center, ITDC, Nusa Dua, Badung.
Ketua Umum PII Periode 2018-2021, Dr. Ir. Heru Dewanto, ST., M.Sc., IPU menyebut ini menjadi kongres dengan delegasi terbesar yang melibatkan 701 delegasi dari lintas daerah di Nusantara.
Kegiatan itu turut dihadiri Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, Gubernur Bali Wayan Koster, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Bali.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan penghargaan atas pengabdian luar biasa sepanjang hayat kepada tiga tokoh Indonesia, yakni Ir. Soekarno, Ir. Habibie dan Ir. Djuanda.
Dalam sesi wawancara, Wapres mengapresiasi gelaran Kongres IPP. Peran insinyur dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera adalah nyata. Maka dari itu Wapres mendukung lahirnya insinyur-insinyur di Indonesia, khususnya dari kalangan muda.
Saat ini jumlah insinyur di Indonesia baru mencapai 2.600 jiwa per satu juta penduduk. Sedangkan Vietnam telah mencapai 9.000, dan Korea Selatan 25.000 per satu juta penduduknya.
“Saya mengharapkan jumlah insinyur kita diperbanyak, karena kontribusinya jelas. Memberi kontribusinya nyata terhadap pembangunan, baik pembangunan fisik, industri,” terang Wapres. Sejalan dengan itu, dia mengajak masyarakat mengarahkan putra putrinya menjadi insinyur.
Mendukung produksi insinyur andal, pemerintah akan membangun lembaga pendidikan tinggi keinsinyuran. Bahkan pendidiakan keinsinyuran akan dikenalkan sejak sekolah dasar.
Sementara Ketua Umum PII Periode 2008-2021, Dr. Ir. Heru Dewanto, ST., M.Sc., IPU., menerangkan PII turut mendukung keinginan pemerintah itu.
PII, kata dia, telah menyiapkan sistem dan insfrastuktur yang akan memasilitasi mahasiswa teknik dari perguruan tinggi menuju pendidikan profesi, dilanjutkan sertifikasi insinyur profesional.
“Setelah itu kita registrasi, baru kita setarakan di tingkat dunia. Hari ini sistem dan infrastruktur PII telah kompatibel dan setara dengan insinyur dunia,” ujar Heru.
Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menambahkan, Indonesia membutuhkan banyak insinyur. Dari segi pemerintah, insinyur dibutuhkan untuk mempersiapkan demand side guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Demand side itu dikatakannya masuk dalam Program Strategis Nasional, yang biayanya mencapai Rp5.600 T hingga 2024 mendatang.
“Terdiri dari infrastruktur, baik darat, laut maupun udara. Kemudian ada projek Publik Private Partnership, juga hilirisasi baik itu BUMN maupun private dan dalam G-20, transisi daripada digitalisasi yang butuh 15 ribu engeneer-engeneer,” terangnya. (red)