13/09/2025

Watugunung Runtuh, Candung Watang dan Paid-Paidan, 3 Rangkaian Saraswati

makna dan penjelasan tentang tilem sasih kedasa, cocok untuk dewasa ayu melukat

ilutrasi umat Hindu sedang melakukan persembahyangan/ Balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Lima hari sebelum terjadi rahina Saraswati, umat Hindu melalui beberapa rangkaiannya seperti Paid-paidan, Watugunung Runtuh dan Candung Watang menonjol sebagai dua momen sakral yang erat kaitannya dengan rahinan Saraswati.

Berikut adalah ulasan mendalam tentang ketiga tradisi ini, lengkap dengan panduan waktu untuk September 2025 dan bulan-bulan lainnya, yang relevan untuk wisatawan maupun masyarakat lokal.

Kisah di Balik Watugunung Runtuh

Watugunung Runtuh, yang diperingati pada Redite Kliwon Wuku Watugunung atau dikenal sebagai Kajeng Kliwon Pamelastali, berakar dari mitologi Bali yang memukau. Cerita ini berkisah tentang pertarungan sengit antara Bethara Wisnu dan Sang Watugunung.

Dalam legenda, Bethara Wisnu bertransformasi menjadi kura-kura, simbol ketahanan dan kekuatan, untuk mengalahkan Sang Watugunung. Kemenangan Bethara Wisnu menyebabkan Sang Watugunung runtuh ke bumi, sebuah peristiwa yang diperingati sebagai simbol kemenangan kebaikan atas kekuatan destruktif. Hari suci ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat Bali untuk menghargai nilai keberanian dan keseimbangan spiritual.

Candung Watang: Refleksi Siklus Kehidupan

Sehari setelah Watugunung Runtuh, pada Soma Umanis Wuku Watugunung, masyarakat Bali memperingati Candung Watang. Hari ini menandai wafatnya Sang Watugunung setelah kekalahannya. Nama “Candung Watang” sendiri merujuk pada kematian tokoh mitologi ini, yang secara harfiah berarti “hidup sebentar lalu mati karena ditebas.”

Dalam konteks spiritual, Candung Watang melambangkan semangat juang yang tak kenal menyerah, sekaligus pengingat akan keraguan yang dapat menghambat langkah menuju tujuan. Peringatan ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara ambisi dan kerendahan hati dalam menjalani hidup.

Rahina Paid Paidan: Kearifan Lokal dalam Pantangan

Rangkaian rahinan Saraswati ditutup dengan Rahina Paid Paidan, yang jatuh pada Anggara Paing Wuku Watugunung. Hari ini memiliki pantangan unik: masyarakat dilarang memanjat pohon atau menaiki bangunan tinggi. Aturan ini bukan sekadar mitos, melainkan kearifan lokal yang terinspirasi dari kejatuhan Sang Watugunung, sebagai pengingat untuk menjaga keselamatan. Pantangan ini mencerminkan nilai-nilai spiritual Bali yang selalu selaras dengan alam dan kehidupan.

Panduan Waktu Peringatan: September 2025 dan Bulan Lain

Bagi masyarakat Bali atau wisatawan yang ingin menghormati tradisi ini, berikut adalah panduan waktu untuk peringatan Watugunung Runtuh, Candung Watang, dan Rahina Paid Paidan:

  • September 2025: Wuku Watugunung biasanya jatuh pada minggu terakhir September. Untuk tahun 2025, Watugunung Runtuh diperkirakan diperingati pada Redite Kliwon (Minggu Kliwon) di akhir bulan, diikuti oleh Candung Watang pada Soma Umanis (Senin Umanis) keesokan harinya. Rahina Paid Paidan menyusul pada Anggara Paing. Untuk tanggal pasti, selalu rujuk kalender Bali resmi.

  • Bulan Lain: Dalam sistem Pawukon Bali, wuku Watugunung berulang setiap 210 hari. Ini berarti peringatan ini bisa jatuh pada bulan lain seperti April atau November, tergantung siklus wuku. Pastikan untuk memeriksa kalender Bali setiap tahun agar tidak melewatkan momen suci ini.

Makna Mendalam Tradisi Bali

Watugunung Runtuh, Candung Watang, dan Rahina Paid Paidan bukan sekadar perayaan mitologi, melainkan cerminan nilai-nilai spiritual yang relevan hingga kini. Tradisi ini mengajarkan keseimbangan antara keberanian, kerendahan hati, dan penghormatan terhadap alam. Bagi wisatawan, memahami hari-hari suci ini bukan hanya memperkaya pengalaman budaya, tetapi juga menunjukkan rasa hormat terhadap warisan Pulau Dewata.

Bali terus memancarkan pesona budayanya melalui tradisi seperti ini, yang tetap hidup di tengah modernisasi. Dengan memadukan kearifan lokal dan nilai spiritual, peringatan ini menjadi pengingat akan kekayaan budaya Bali yang tak lekang oleh waktu.

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!