Jumat Curhat di Denpasar, PHDI Bali Tanya Soal Bule Nakal Hingga Kisruh Nyepi
Penjelasan Tentang Tumpek Wayang, Penyucian Diri dan Melukat Sapuh Leger
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Setiap 210 hari sekali pada saptawara Saniscara, pancawara Kliwon dan Wuku Wayang dikenal dengan rahinan Tumpek Wayang.
Tumpek Wayang juga dikategorikan pada rahinan yang keramat terlebih ketika malam sebelumnya atau Sukra Wuku Wayang.
Bagi mereka yang lahir tepat pada Tumpek Wayang juga diharapkan untuk melaksanakan melukat Sapuh Leger.
Siapa yang Dipuja Ketika Tumpek Wayang
Merangkum dari beragam sumber, Tumpek Wayang merupakan rahinan Hindu yang datang setiap 6 bulan sekali berdasarkan perhitungan Kalender Bali.
Umat Hindu melakssanakan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasi sebagai Dewa Iswara.
Lahir Saniscara Wuku Wayang Wajib Mebayuh
Dalam lontar Kala Tattwa disebutkan bahwa mereka yang lahir tepat pada Saniscara Wuku Wayang diwajibkan untuk melaksnakan melukat sapuh leger.
Anak yang lahir pada hari itu dikatakan sebagai santapan dari Bhuta Kala. Diceritakan bahwa Bhatara Kala lahir tepat ketika Wuku Wayang.
Disaat yang bersamaan, Rare Kumara lahir dan Bhatara Kala pun hendak menyantapnya. Sang Rare Kumara pun berusaha melarikan diri hingga akhirnya bersembunyi pada ki Dalang.
Dari sinilah sebuah kesepakatan terjadi antara Rare Kurama dengan Sang Bhuta Kala. Dimana siapapun yang lahir pada Wuku Wayang khususnya pada Sabtu Wuku Wayang makan diwajibkan untuk melaksanakan melukat sapuh leger.
Maka ketika sudah melaksanakan upacara tersebut, Sang Bhuta Kala tidak akan mengganggu orang tersebut.
Makna Sapuh Leger
Sapuh Leger terdiri dari 2 kata yakni Sapuh yang bermakna peruwatan sedangkan Leger berarti kotoran atau leteh yang ada di dalam diri manusia.
Bagi anak-anak yang lahir tepat pada Sabtu atau Saniscara Wuku Wayang diwajibkan untuk melukat menggunakan Tirta Wayang Sapuh Leger.
Hari Paling Kotor dalam Kalender Bali
Pada Jumat atau Sukra Wuku Wayang disebut sebagai hari yang paling kotor atau leteh dalam sistem Kalender Bali.
Pada saat itu juga disebutkan untuk tidak melaksanakan keramas, yadnya hingga melukat kecuali yang berkaitan dengan sapuh leger.
Juga umat Hindu memasang seselat di depan pintu utama masuk rumah. Fungsinya untuk melindungi penghuni dari pengaruh hal negatif.
Lalu pada esok harinya seselat yang sebelumnya telah dipasang dicabut dan dikumpulkan dan dibuang.
Banten Saat Tumpek Wayang?
Ketika Tumpek Wayang, umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Ida Bhatara Iswara.
Sarana untuk melaksanakan Tumpek Wayang tentu menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan masing-masing umat.
Itulah informasi seputar Tumpek Wayang sebagaimana dirangkum dari beragam sumber. ***