DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Balil, khususnya Denpasar memiliki banyak tempat suci yang menjadi tujuan wisata spiritual untuk membersihkan diri dari segala hal negatif. Melukat adalah tradisi yang hingga kini masih dijalankan oleh masyarakat Hidu dan tidak saja umat Hindu namun juga lintas agama dan negara.
Selain untuk membersihkan diri, melukat dibebereapa tempat suci juga diyakini memberikan khasiat tertentu seperti memperlancar rezeki. Pura Taman Beji Tukad Badung salah satu yang menjadi tujuan bagi umat Hindu.
Pura Taman Beji Tukad Badung: Kokoh di Tengah Derasnya Sungai
Di tengah gemuruh arus Sungai Tukad Badung, Denpasar, Bali, berdiri sebuah pura yang memikat perhatian karena keunikannya. Pura Taman Beji Tukad Badung, tidak seperti pura lainnya yang umumnya berada di tepi sungai, justru kokoh berdiri di tengah aliran sungai yang deras. Keberadaannya memancarkan keajaiban sekaligus kekuatan spiritual.
Kokohnya Pura di Tengah Sungai
Meski kerap diterjang banjir, Pura Taman Beji Tukad Badung tetap tegak tanpa tergoyahkan. Bahkan, area palinggih di pura ini tak pernah terendam air meskipun banjir besar melanda. Fenomena ini menambah aura mistis yang melingkupi pura tersebut, menjadikannya simbol keteguhan di tengah derasnya tantangan alam.
Daya Tarik Spiritual
Terletak di sisi selatan Pasar Kumbasari, pura ini menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin melukat, memohon rejeki, atau mencari perlindungan. Banyak pedagang dari Pasar Kumbasari dan Pasar Badung yang datang ke pura ini untuk memohon keberkahan dalam kehidupan dan usaha mereka.
Untuk mencapai pura, pengunjung harus melintasi sebuah jembatan kecil yang berada di dekat area parkir Pasar Kumbasari. Pura ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu mandala utama dan mandala jaba. Di mandala utama, terdapat Padmasana besar dan patung Ratu Niang, yang diyakini sebagai pemberi rejeki sekaligus pelindung wilayah. Selain itu, ada juga bale piasan dan palinggih kayu. Sementara itu, mandala jaba dihiasi oleh pohon besar dan sebuah beji atau mata air yang digunakan sebagai tempat patirtaan bagi para pemedek.
Mata Air yang Unik
Jro Mangku Taman Beji, Wayan Tablag, mengungkapkan bahwa mata air di tengah sungai menjadi daya tarik utama pura ini. Mata air tersebut sering dimanfaatkan oleh pemedek untuk memperoleh tirta yang diyakini dapat melancarkan rejeki dan menghilangkan energi negatif.
“Di sini, yang distanakan adalah Ratu Niang, sosok yang dipercaya sebagai pemberi rejeki dan pelindung,” jelasnya. Keunikan lainnya, meskipun banjir besar kerap terjadi, area Padmasana di mandala utama selalu aman dari genangan air.
Tanda-Tanda Sebelum Bencana
Keberadaan Pura Taman Beji Tukad Badung tidak lepas dari fenomena spiritual. Jro Mangku Wayan Tablag menuturkan bahwa sebelum bencana besar seperti banjir terjadi, biasanya ada tanda-tanda tertentu. Penampakan atau peristiwa aneh yang dipercaya sebagai peringatan dari Ida Bhatara sering muncul sebagai isyarat.
“Sebelum banjir besar, biasanya ada peringatan berupa penampakan. Ini dipercaya sebagai pesan agar umat waspada,” tambahnya.
Simbol Keberanian dan Keteguhan
Meskipun beberapa bagian pura seperti gapura dan pelataran mandala luar pernah rusak akibat banjir, keutuhan area mandala utama tetap terjaga. Hal ini tidak hanya mencerminkan keteguhan fisik, tetapi juga mempertegas keyakinan spiritual masyarakat sekitar. Pura Taman Beji Tukad Badung menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan cerita tentang kekuatan, keunikan, dan keajaiban yang terus hidup di tengah arus Sungai Tukad Badung. ***