JAKARTA, BALIKONTEN.COM – Tak kenal lelah, Iwan Fals mengawali kariernya dari jalanan, mengamen dari satu tempat ke tempat lain hingga namanya menjelma menjadi ikon musik Indonesia. Sosok yang bernama asli Virgiawan Listanto ini dikenal dengan lagu-lagu balada yang sarat kritik sosial dan potret kehidupan rakyat kecil.
Sejak akhir 1970-an hingga kini, Iwan terus menyuarakan kegelisahan masyarakat lewat lagu-lagunya. Dari kritik tajam terhadap parlemen dalam “Wakil Rakyat”, kisah pilu guru dalam “Oemar Bakrie”, hingga realitas dunia malam dalam “Lonteku”. Tak hanya itu, ia juga menyoroti bencana kemanusiaan dalam “Ethopia” serta mengabadikan tokoh nasional seperti Mohammad Hatta dalam lirik-liriknya.
Musisi yang Tak Takut Bicara
Ketajaman lirik Iwan membuatnya sempat diawasi oleh pemerintah Orde Baru. Beberapa lagunya dinilai terlalu berani dalam mengkritik kebijakan penguasa. Namun, justru sikap inilah yang membuatnya dicintai oleh rakyat kecil. Fanatisme terhadap Iwan bahkan melahirkan Yayasan Orang Indonesia (Oi) pada 16 Agustus 1999, sebuah wadah bagi para penggemarnya yang kini tersebar hingga ke mancanegara.
Lahir di Jakarta pada 3 September 1961, Iwan menghabiskan masa kecilnya di Bandung. Ia sempat tinggal di Jeddah selama delapan bulan sebelum kembali ke Indonesia dan mulai mengamen di usia 13 tahun. Dari jalanan, ia kemudian mendapat kesempatan rekaman bersama grup Amburadul, meski album ini kurang sukses di pasaran. Perjalanannya tidak berhenti di situ. Ia terus mencoba peruntungan, hingga akhirnya bergabung dengan Musica Studio, yang menggarap serius album “Sarjana Muda”. Sejak saat itu, namanya melambung.
Karier yang Terus Berkembang
Sepanjang dekade 1980-an, Iwan tetap setia dengan musiknya meski kerap mendapat tekanan. Lagu “Oemar Bakrie” sempat ditayangkan di TVRI, namun banyak jadwal konsernya yang dibatalkan pemerintah. Puncak kariernya terjadi saat bergabung dengan SWAMI pada 1989, mencetak hits fenomenal seperti “Bento” dan “Bongkar”. Setahun kemudian, bersama Kantata Takwa, ia menggelar konser akbar yang hingga kini dianggap sebagai salah satu konser terbesar dalam sejarah musik Indonesia.
Dalam kehidupan pribadinya, Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan dikaruniai tiga anak: Galang Rambu Anarki (alm), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani. Kepergian Galang pada 1997 akibat narkoba menjadi pukulan berat baginya. Ia sempat vakum dari musik dan menyalurkan energinya ke dunia seni lukis serta bela diri.
Namun, pada 2002, Iwan kembali berkarya lewat album “Suara Hati”, yang memuat lagu “Hadapi Saja”, sebuah refleksi atas kepergian putranya. Di tahun-tahun berikutnya, ia terus merilis album, termasuk “Keseimbangan” (2010) dan “Raya” (2013). Pada 2015, proyek “Satu” mempertemukannya dengan musisi lintas generasi seperti Noah, Nidji, Geisha, dan D’Masiv dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Tetap Berkarya dengan Nurani
Meski banyak musisi baru bermunculan dan zaman terus berubah, Iwan tetap setia pada prinsipnya: berkarya dengan hati dan mengikuti nurani. Ia tidak hanya menjadi legenda musik, tetapi juga suara bagi mereka yang tak bersuara. Musiknya terus hidup, melintasi generasi, membuktikan bahwa seorang Iwan Fals bukan sekadar musisi, tetapi juga simbol perjuangan rakyat kecil.
KELUARGA
Orang Tua : Haryoso dan Lies Suudijah
Istri : Rosanna (Mbak Yos)
Anak : Galang Rambu Anarki (meninggal)
Annisa Cikal Rambu Basae
Raya Rambu Rabbani
PENDIDIKAN
SMPN 5 Bandung, Jawa Barat
SMAK BPK Bandung
STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP)
Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
KARIER
DISKOGRAFI
Yang Muda Yang Bercanda I – dalam lagu dan baca (1979)
Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)
Canda Dalam Nada (1979)
Canda Dalam Ronda (1979)
Perjalanan (1980)
Sarjana Muda (1981)
Opini (1982)
Sumbang (1983)
Sugali (1984)
Barang Antik (1984)
Sore Tugu Pancoran (1985)
(KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)
Ethiopia (1986)
Aku Sayang Kamu (1986)
Lancar (1987)
Wakil Rakyat (1987)
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)
1910 (1988)
Mata Dewa (1989)
SWAMI (1989)
Kantata Takwa (1990)
Cikal (1991)
SWAMI II (1991)
Belum Ada Judul (1992)
Hijau (1992)
Dalbo (1993)
Orang Gila (1994)
Anak Wayang (1994)
Kantata Samsara (1998)
Live Kantata Takwa Samsara (“Peristiwa Senayan”)
Best Of The Best (2000)
Suara Hati (2002)
In Collaboration With (2003)
Manusia Setengah Dewa (2004)
Iwan Fals In Love (2005)
50:50 (2007)
Keseimbangan (2010)
SINGEL
Mata Hati (1995)
Orang Pinggiran (1995)
Lagu Pemanjat – Trahlor (1996)
Terminal (1994)
Selancar & Haruskah Pergi (2006)
Percayalah Kasih (bersama artis Musica)
Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica)
Tergila-gila (2011)
Tergila – gila (new song)
Untukmu Terkasih (2009)
Musafir (new song)
Negeri yang Hilang (new song)
Badai Belum Berlalu (new song)
Merdeka (2009)
Ia atau Tidak (1992)
Lagu Cinta (1993)
Coretan Dinding (1992)
Belum Ada Judul (1992)
Sepak Bola (OST: Piala Dunia Afrika Selatan 2010)
Raya (2013)
Palestina (2014)
Satu Project (2015)
ALBUM KOMPILASI, antara lain :
Tragedi
Banjo & Harmonika
Celoteh-celoteh
Celoteh-celoteh 2
Country
Tembang Cinta (1990)
Akustik
Akustik Ke-2 (1997)
Salam Reformasi (1998)
Salam Reformasi 2 (1999)
Prihatin (2000)
Indonesia dalam Berita
Satu (2015)
Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers/Kekasih) (2008)
Sang Penerka (diciptakan bersama Ariel)
Yang Terlupakan (bersama NOAH)
FILMOGRAFI
Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
Kekasih (2008) – cameo
Kantata Takwa (beredar 2008 di Blitz Megaplex)
PENGHARGAAN
Juara I Festival Musik Country (1980).
Gold record, lagu Oemar Bakri, PT Musica Studio’s.
Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT Musica Studio’s.
Penghargaan prestasi artis HDX 1987/1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
Penyanyi Pujaan, BASF (1989).
The best selling, album Mata Dewa, BASF (1988/1989)
Konser Dengan Penonton Terbesar Sepanjang Masa di Stadion Utama Gelora Bung Karno senayan. Tercatat 150.000 Penonton Memadati Stadion. Bahkan Ada yang Naik ke Atap Stadion (1991).
Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April (1996).
Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia (1999).
Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September (1999).
Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000).
Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII – (2000/2001).
Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT Musica Studio’s (2002).
Iwan Fals di Nobatkan Sebagai Asian Heroes yaitu Sebagai Salah Satu “Pahlawan Besar Asia” (2002).
6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada.
6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada.
Pemenang video klip terbaik edisi – Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I (2002/2003).
Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan di atas 150.000 unit, PT Musica Studio’s – (Juni 2003).
Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan di atas 450.000 unit, PT Musica Studio’s (November 2003).
7th AMI Award, Legend Awards (2003).
7th AMI Award, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik (2003).
Penghargaan M Indonesia, Most Favourite Male (2003).
SCTV Music Award, album Ngetop! (pop) In Collaboration with (2004).
SCTV Music Award, Penyanyi Pop Ngetop (2004).
Anugrah Planet Muzik (2004).
Generasi Biang Extra Joss (2004).
8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik (2005).
SCTV Music Award, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love (2005).
With The Compliment Of Metro TV.
Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran PT Gudang Garam Indonesia (2005).
6 Album Iwan Fals Swami, Sarjana Muda, Kantata Takwa, Mata Dewa, Orang Gila, Aku Sayang Kamu! Masuk dalam 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa pada Tahun (2007)
Mendapatkan Talk Less Do More Award sebagai salah satu Class Music Heroes (2009).
Lagunya bersama {Swami} yang berjudul [Bongkar] menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone peringkat 1.
Penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia (2010)
Iwan Fals Dianugrahi bintang Satyalencana Kebudayaan (2010).
Soegeng Sarjadi Awards on Good Governance Katagori Masyarakat Sipil yang Memberikan Banyak sumbangsih pemikirannya lewat lagu-lagu pro demokrasi (2012)
Penghargaan “LIFETIME ACHIEVEMENT AWARDS” The Legend Iwan Fals 40 Tahun Berkarya di Dunia Musik Indonesia dari NET. di Indonesian Choice Awards (2014)
Iwan Fals Didaulat Menjadi Duta Desa Indonesia oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (2015) ***