DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Kasus kriminalitas di Bali terus meningkat dari tahun ke tahun, membawa dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat, terutama dalam sektor ekonomi, sosial, dan pariwisata.
Berdasarkan data terbaru dari Polda Bali, angka kriminalitas mengalami peningkatan sejak 2022 hingga 2024. Fakta ini menegaskan perlunya langkah konkret dalam pencegahan dan penanggulangan kejahatan di Pulau Dewata.
Upaya penegakan hukum, seperti razia rutin oleh kepolisian dan penerapan Kartu Identitas Penduduk Nonpermanen (Kipem) oleh Desa Adat, menjadi langkah awal yang perlu diperkuat. Namun, penyelesaian kasus kriminal tidak cukup hanya berfokus pada penindakan hukum. Diperlukan strategi preventif yang lebih komprehensif agar masyarakat merasa aman dan nyaman.
[irp]
Ketua PD KMHDI Bali, I Putu Dika Adi Suantara, mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya aksi perampokan, pembegalan, dan pencurian yang meresahkan warga. “Masyarakat Bali saat ini dihantui rasa khawatir akibat maraknya tindak kriminal. Kepolisian Daerah Bali harus memiliki strategi yang lebih taktis dalam menanggulangi kejahatan,” ujarnya.
Keamanan Bali bukan hanya tanggung jawab kepolisian semata, tetapi juga memerlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta Desa Adat. Kolaborasi yang kuat antara aparat penegak hukum dan masyarakat diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi penduduk lokal maupun wisatawan.
[irp]
Sebagai destinasi wisata dunia, citra Bali sangat bergantung pada stabilitas keamanan. Jika kriminalitas terus meningkat tanpa ada tindakan yang efektif, bukan hanya warga yang dirugikan, tetapi juga sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Oleh karena itu, strategi jangka panjang yang melibatkan penguatan keamanan, edukasi masyarakat, serta pengawasan yang lebih ketat perlu segera diterapkan guna menjaga Bali tetap aman dan nyaman bagi semua.
***
