Denpasar, Balikonten.com – Pemerintah Provinsi Bali berencana menyalurkan pinjaman lunak kepada pengusaha pariwisata. Anggaran yang digelontor mencapafi Rp 9,4 Triliun.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sesaat setelah rapat menjelaskan, pemberian pinjaman lunak ini menimbang ketahanan ekonomi perusahan pariwisata seperti hotel dan restoran yang semakin melemah. Sementara, perusahaan tetap harus menanggung beban upah pegawai.
Itu dikatakannya seusai mengikuti pertemuan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnhutama, Rabu (14/10), di Jaya Sabha, Denpasar.
“Sekarang mereka (pengusaha pariwisata) sudah klepek-klepek, tidak bisa bertahan lagi. Asumsi kita september, tidak bisa. Maka kita perlu skema khsuus untuk Bali,” ujarnya. Pinjaman lunak itu, lanjut Wagub, nantinya akan dialokasikan untuk uang kesejahteraan pegawai, bukan gaji normal.
Wagub menyebutkan perusahaan harus melengkapi sejumlah persyaratan.
“Kita punya rujukan dari PHR, seberapa besar volume perusahaan tersebut, dan apalah perusahaan itu sehat atau tidak. Kita lihat track-nya selama 2019, apakah memenuhi kewajibannya kepada karyawan,” urainya.
Pemberian pinjaman lunak ini menurutnya bersifat segera. Itu disebabkan pemulihan ekonomi Bali yang awalnya diprediksi sejak September lalu, namun meleset. Menyikapi dekasakan ekonomi itu, maka penyaluran pinjaman lunak ditarget sudah bisa tersalur pada November mendatang.
Melalui skema ini, Wagub menilai, juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian Bali. “Kalau ini bisa diberikan, transaksi cas flow akan tetap terjadi. Kita asumsi perekonomian Bali pulih 2022,” tutupnya. (801)