Denpasar, Balikonten.com – Jika memiliki kepecayaan diri yang kuat adalah salah satu kunci kesuksesan, maka Wayan Sensen Satria Wibawa sangat berpeluang untuk sukses.
Pedagang sate babi di area parkir Pura Punduk Dawa, Dawan, Klungkung baru saja melepas lagu berbahasa Bali berjudul “Dagang Canang”, dalam jumpa pers belum lama ini di angkringan New Vaspa, Jl. Teuku Umar, Denpasar.
Dengan niat dan kepercayaan diri yang kuat, dia juga berhasil berperan bersama istri dan anaknya dalam video klip lagu pertamanya itu.
Dalam sesi jumpa pers itu, Sensen begitu disapa, tak banyak bicara. Dia hanya mengaku bangga dan senang bisa memiliki karya perdananya yang didukung oleh beberapa orang ternama di blantika musik Bali.
Salah satunya, D’Go Vaspa yang merupakan pencipta lagu “Dagang Canang” dan sekaligus mewadahi karya Sensen melalui Vaspa Production.
Mendapatkan kesempatan ini sangat luar biasa bagi Sensen. Dia yang awalnya hanya penggemar lagu Bali kini telah memiliki lagu sendiri dan kini bisa tampil menghibur di berbagai platform digital.
“Ini menjadi pengalaman baru bagi saya. Cukup gerogi, dan lumayan belajarnya. Terutama di nada-nada tinggi,” terang Sensen yang saat itu didampingi keluarganya.
Penggemar Widi Widiana ini belum banyak harapan daru lagu ini. Dia hanya ingin lagu ini bisa diterima dan menghibur masyarakat Bali, khususnya penggemar lagu Bali.
Video klip dari lagu ini telah dirilis pada 27 Februari lalu di kanal YouTube. Dalam empat hari, penonton klip ini telah mencapai 5,5 ribu.
“Dagang Canang” Sempat Jadi Rebutan Musisi
SEMENTARA, D’Go Vaspa mengatakan lagu ini cukup spesial, karena sebelumnya banyak diminati sejumlah penyanyi Bali populer. Namun lagu ini jatuh kepada Sensen, seorang dagang sate.
Bukan tanpa alasan. D’Go yang merupakan musisi asal Kintamani, Bangli ini menyebut Sensen memili karakter vokal yang kuat, sehingga ia ingin memberi kesempatan pada Sensen untuk mencoba keberuntungan di blantika musik Bali.
“Sensen ini keponakan teman saya. Pertama saya dengar suaranya itu di smule. Saya mendengar suaranya ada sedikit mirip dengan Yudi Kresna dan Budiarsa. Maka saya coba berikan kesempatan ini pada Sensen,” terangnya.
Tentang lagu ini, D’Go menyebut terinspirasi dari fenomena perekonomian masyarakat pinggiran di Bali, yang merasakan kesulitan secara ekonomi bahkan saat sebelum pandemi.
Dalam situasi itu, laki-laki baginya memiliki tanggungjawab yang tidak ringan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Baginya kaum laki-laki adalah sosok pejuang yang berjuang sepanjang masa demi keluarga, apapun situasinya.
“Inti dari lagu ini adalah tentang semangat meburuh (bekerja) di tengah beratnya situasi pandemi Covid-19. Di masa sulit seperti ini, seseorang membutuhkan dukungan istri, anak, keluarga untuk mencari rupiah. Sangat penting dukungan seperti ini,” kata D’Go. (red)