DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Setiap Saptawara Anggara bertemua dengan Pancawara Kliwon dan Wuku Kulantir, umat Hidu melaksanakan rahinan Anggarakasih Kulantir.
Rahinan ini datang setiap enam bulan sekali dan juga telah disebutkan pada Lontar Sundarigama sebagai berikut:
Kulantir, Anggara Kliwon, pujawalin Bhatara Mahadewa, widhi widananya sarwa kuning, sega kuning sapangkon, iwak ayam putih kuning mabetutu, sedah woh 22, sedah ingapon sakabwatan, astawakna ring ring sanggar.
Terjemahannya:
Kulantir, pada Anggara Kliwon adalah pemujaan kepada Bhatara Mahadewa. Sarana banten yang digunakan berupa segehan kuning sapangkon, daging ayam putih kuning betutu, sedah woh 22 dan sedah apon secukupnya.
Sedangkan untuk Kajeng Kliwon Enyitan merupakan rahinan yang terjadi setelah Tilem dan terjadi setiap 15 hari sekali.
Kajengkliwon dikatakan sebagai hari yang sangat keramat bagi umat Hindu sebab menjadi waktu terbaik untuk menjalankan aji pengiwa.
Kajengkliwon Enyitan juga salah satu dari 3 jenis yang ada yakni Uwudan, Pamelastali dan Enyitan.
Kajeng kliwon ini terjadi karena adanya pertemuan antara Tri Wara Kajeng dengan Panca Wara Kliwon.
Ala Ayuning Dewasa 6 Agustus 2024
Geheng Manyinget. Tidak baik untuk segala pekerjaan yang penting-penting termasuk melakukan yadnya karena banyak ganguan. (Alahing dewasa 2).
Geni Rawana. Baik untuk segala pekerjaan yang menggunakan api. Tidak baik untuk mengatapi rumah, melaspas, bercocok tanam. (Alahing dewasa 2).
Gni Rawana Rangkep. Baik untuk segala pekerjaan yang mempergunakan api. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 2).
Kala Ingsor. Mengandung sifat/tanda-tanda mengecewakan (Alahing dewasa 3).
Kala Jangkut. Baik untuk membuat pencar, jaring, senjata. (Alahing dewasa 4).
Kala Kutila Manik. Baik untuk membuat ranjau, pagar, rintangan, lubang penghalang maupun pemisah, alat perangkap, upacara Bhuta Yadnya. (Alahing dewasa 4).
Kala Sor. Tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, membuat terowongan. (Alahing dewasa 3).
Purwanin Dina. Tidak baik sebagai dewasa ayu (Alahing dewasa 4).
Srigati Jenek. Baik untuk membibit/menanam padi, menyimpan padi dilumbung, serta pelaksanaan upacaranya. (Alahing dewasa 4).
Subacara. Baik untuk melangsungkan segala jenis upacara, membuat program (rencana), membuat peraturan, mengangkat.menunjuk petugas, mulai berlatih/belajar. (Alahing dewasa 2).
Naga Naut. Tidak baik untuk dewasa ayu (Alahing dewasa 1).
Pararasan: Aras Tuding, Pancasuda: Sumur Sinaba, Ekajalaresi: Manggih Suka, Pratiti: Tresna ***