DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Tokoh perempuan Kota Denpasar, AA. Istri Pamarita Dewi atau dikenal dengan sebutan APD konsisten mendukung pemerintah dan masyarakat dalam mencegah kenaikan jumlah anak Stunting di Kota Denpasar.
Sosialisasi Stunting juga rutin dilakukan dengan menyasar masyarakat di tingkat banjar maupun desa. Dalam sosialisasi, APD selalu mengingatkan para perempuan 6 pas untuk mencegah Stunting, dan pentingnya pemberian asi.
“ASI sangat penting bagi anak sebelum enam bulan. Ini harus diperhatikan oleh ibu, terutama pasutri muda. Setelah enam bulan, pemberian ASI juga ditambah makanan pendamping,” ungkapnya ketika diwawancarai Sabtu 14 Oktober 2023 di Denpasar.
Enam pas itu terdiri dari pas usia, yakni ketika usia 6 bulanlah baru anak diberikan makanan pendamping, sehingga tubuhnya mampu mencerna dengan baik. Kedua adalah pas komposis, yakni bahan makanan pendamping harus segar, dan hindari makanan siap saji.
Ketiga, pas jumlahnya, yakni pada awal, volume makanan pendamping ASI tidak banyak. “Bisa satu sendok atau dua sendok, cukup,” sebutnya. Pas keempat adalah pas tekstur, yakni makanan harus lembut, namun hindari makanan diblander karena bisa menurunkan kualitas nutrisi.
“Jangan diblander ya, agar serat-seratnya tetap ada. Sekaligus merangsang pertumbuhan gigi anak,” ujarnya. Pas kelima, pas frekuensinya, agar diatur jam makannya secara rutin. Dan pas keenam, yakni pas bersihnya, bahwa setiap proses dan sarana yang digunakan harus higienis.
Baginya enam pas ini terkesan sederhana, namun jika ini diterapkan, sangat membantu kesehatan dan mendukung pertumbuhan anak menjadi ideal.
APD menambahkan, pencegahan Stunting jadi konsentrasi pemerintah pusat dan daerah. Pemprov Bali juga menggencarkan edukasi dan mengentaskan kemiskinan di Bali. Untuk itu menurutnya gerakan ini harus didukung bersama.
Selain berupa sosialisasi, aksi nyata pengentasan kemiskinan dan angka stunting, APD bersama tokoh masyarakat lainnya bersinergi memberikan sembako kepada masyarakat. Selama sosialisasi, ribuan sembako telah disalurkan kepada masyarakat.
Hal lainnya, memberi edukasi kepada ibu dan remaja perempuan agar mengetahui penyebab-penyebab Stunting.
“Tentu saja aksi kami ini belum maksimal, dibandingkan jumlah masyarakat. Maka kami mengajak kepada semua tokoh perempuan untuk bersinergi, bergotong royong melayani masyarakat,” imbuhnya.
Edukasi Stunting ini juga didukung oleh DPR RI Dapil Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya, yang ikut terlibat dalam beberapa sosialisasi Stunting.
Rai Wirajaya menyebut, pencegahan Stunting juga diinstruksikan PDI Perjuangan serta Presiden Joko Widodo. Maka dirinya ikut turun gunung memberi edukasi.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Bali mengalami penurunan prevalensi angka stunting hingga 8,0% yang menjadikan Provinsi Bali menjadi capaian prevalensi stunting terendah di Indonesia di Tahun 2022.
Data tersebut juga dibenarkan oleh Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra bahwa Bali memiliki angka stunting yang rendah dari hasil SSGI 2022 yaitu 8,0 persen alias di bawah nasional yang sebesar 21,6 persen. ***