Denpasar, Balikonten.com – Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan pada April 2022, Provinsi Bali secara bulanan mengalami inflasi 1,00% (mtm), lebih tinggi dibandingkan 0,91% (mtm) pada bulan sebelumnya dan inflasi nasional sebesar 0,95% (mtm).
Sementara secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 3,05% (yoy), meningkat dibandingkan 2,41% (yoy) pada bulan sebelumnya, namun lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,47% (yoy).
Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 2,43% (mtm), terutama disebabkan oleh peningkatan tarif angkutan udara dan tarif angkutan kota yang disebabkan oleh kenaikan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Selanjutnya khusus angkutan udara, tekanan kenaikan harga juga disebabkan oleh pelonggaran kenaikan fuel surcharge dari Pemerintah sebesar 10% untuk mengkompensasi kenaikan harga avtur.
“Selain itu, komoditas bensin yang terdiri dari jenis premium, pertalite, dan pertamax, juga turut menyumbang
inflasi administered price akibat kenaikan harga pertamax Rp9.000 menjadi Rp12.500 per liter. Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,37% (mtm), didorong oleh naiknya harga komoditas minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, tempe, dan tomat,” ungkapnya.
Kenaikan harga minyak goreng terutama disebabkan oleh tren kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) global
dan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan pada 16 Maret 2022,
sedangkan kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam lebih disebabkan kenaikan permintaan
selama bulan puasa dan menjelang perayaan HBKN Idul Fitri.
Sementara laju inflasi volatile food tertahan oleh penurunan harga cabai rawit sejalan dengan peningkatan pasokan karena telah memasuki panen raya, terutama pada wilayah Bangli, Tabanan, dan Karangasem.
Kelompok core inflation mencatatkan inflasi sebesar 0,32% (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi inti adalah sabun detergen bubuk/cair, sabun mandi, sabun cuci cair/cuci piring, kue kering berminyak, dan mobil. Peningkatan harga beragam jenis sabun sejalan dengan
meningkatnya harga CPO yang menjadi bahan baku utama pembuatan sabun.
Sementara naiknya harga kue kering sejalan dengan kenaikan permintaan untuk perayaan HBKN Idul Fitri. Sementara kenaikan harga mobil pada April 2022 disebabkan oleh kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari
10% menjadi 11% dan pengurangan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dari
100% menjadi 66,66% per 1 April 2022. (red)