DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Pemerintah Provinsi Bali bersama pemerintah kabupaten dan kota di Pulau Dewata sepakat mengusung konsep pembangunan terpadu bertajuk One Island, One Management. Di bawah koordinasi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, pola ini menitikberatkan pada satu pulau, satu tata kelola, dan satu visi untuk masa depan Bali yang harmonis serta berkelanjutan.
Visi Tri Sakti untuk Bali Mandiri
Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa konsep ini bukan sekadar wacana. Mengacu pada prinsip Tri Sakti Bung Karno—berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya—pembangunan Bali diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara alam, budaya, dan kehidupan masyarakat. “Kami ingin pembangunan yang terintegrasi, merata, dan terkendali, terutama untuk mengatasi ketimpangan antara Bali Selatan dan Bali Utara,” ujar Koster dalam pernyataannya pada Jumat, 14 Maret 2025.
Salah satu fokus utama adalah kemandirian energi. Koster menargetkan Bali bebas dari ketergantungan pembangkit listrik luar daerah. “Saya tidak ingin energi dari luar Bali masuk melalui kabel laut. Itu terlalu berisiko. Jika ingin membangun pembangkit, bangunlah di Bali,” tegasnya. Bali bahkan telah menjadi percontohan energi bersih nasional dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) oleh PLN di berbagai kantor pemerintah dan swasta.
[irp]
Atasi Masalah Nyata dengan Kolaborasi
Konsep One Island, One Management juga menyasar isu krusial seperti pengelolaan sampah yang hingga kini masih menjadi tantangan besar. Melalui kerja sama antara Pemprov Bali dan pemerintah kabupaten/kota, penanganan sampah akan lebih terarah dengan target yang terukur. Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur seperti hotel dan villa yang sering melanggar aturan juga akan diawasi ketat demi menjaga kelestarian pulau ini.
Transportasi publik pun tak luput dari perhatian. Pemprov Bali menggandeng kabupaten/kota dalam pengadaan Trans Metro Dewata (TMD). Skema pembiayaannya? Pemprov menanggung 30% biaya, sementara sisanya dibagi di antara wilayah Sarbagita—Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Khusus Tabanan, beban finansialnya disesuaikan mengingat keterbatasan APBD-nya.
[irp]
Dukungan dari Daerah
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, sinergi ini jadi angin segar untuk menyelesaikan masalah lokal seperti sampah, kemacetan, hingga pembangunan infrastruktur strategis. “Kami sedang menangani jalan baru, underpass di Simpang A. Yani dan Tohpati, serta gedung parkir di Pelabuhan Sanur. Dukungan Pemprov sangat kami harapkan,” ungkap Jaya Negara.
Sementara itu, Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menilai konsep ini selaras dengan visi daerahnya. “Arahan Gubernur akan kami wujudkan melalui rencana aksi dan tim percepatan pembangunan. Di Jembrana, kami fokus pada pengolahan sampah plastik daur ulang, pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi, hingga penataan Pelabuhan Gilimanuk,” katanya. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pemerintah pusat untuk mewujudkan proyek strategis seperti Taman Kerthi Bali Semesta.
[irp]
Langkah Menuju Bali yang Harmonis
Dengan semangat Nangun Sat Kerthi Loka Bali, konsep One Island, One Management bukan hanya soal pembangunan fisik. Ini adalah upaya nyata untuk menciptakan Bali yang mandiri, hijau, dan tetap mempertahankan identitas budayanya. Dari energi bersih hingga transportasi publik, dari pengelolaan sampah hingga infrastruktur, Bali tengah melangkah menuju masa depan yang lebih baik—satu pulau, satu visi, satu langkah bersama.
***