04/10/2025

BI Rate Turun, Bunga Kredit Perbankan Masih Tinggi dan Hambat Penyaluran Kredit

doa memohon kelancaran rezeki

ilustrasi gambar uang/ pixabay/ Balikonten

JAKARTA, BALIKONTEN.COM – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa suku bunga kredit perbankan masih berada di level tinggi, meskipun BI Rate telah diturunkan beberapa waktu lalu. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang membatasi penyaluran kredit ke masyarakat. Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, seperti dikutip pada Kamis, 17 Juli 2025.

Menurut Perry, suku bunga kredit perbankan pada Juni 2025 tercatat sebesar 9,16%, hanya sedikit menurun dari 9,18% pada Mei 2025. Angka ini menunjukkan bahwa penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada Mei 2025 belum sepenuhnya berdampak pada bunga kredit.

Penurunan BI Rate juga diikuti oleh penurunan suku bunga INDONIA, yang kini berada di level 5,14% per 15 Juli 2025, turun dari 5,77% sebelum pengumuman pemangkasan BI Rate. Selain itu, suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menunjukkan tren penurunan. Masing-masing turun dari 6,40%, 6,44%, dan 6,47% pada Mei 2025 menjadi 5,85%, 5,86%, dan 5,87% pada 11 Juli 2025.

Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) untuk tenor 2 tahun turun dari 6,13% menjadi 5,86%, dan untuk tenor 10 tahun dari 6,71% menjadi 6,56%. Namun, suku bunga deposito 1 bulan justru meningkat tipis dari 4,81% pada Mei 2025 menjadi 4,85% pada Juni 2025. Kenaikan ini dipicu oleh persaingan antar bank untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK).

Pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2025 tercatat sebesar 7,77% secara tahunan (year-on-year/yoy), melambat dibandingkan Mei 2025 yang mencapai 8,43% (yoy). Dari sisi penawaran, lambatnya pertumbuhan kredit ini dipengaruhi oleh sikap hati-hati bank dalam menyalurkan kredit. Hal ini terlihat dari peningkatan standar penyaluran kredit (lending standard) dan kecenderungan bank untuk menempatkan dana pada surat-surat berharga. Di sisi lain, DPK tumbuh lebih tinggi, mencapai 6,96% (yoy) pada Juni 2025.

Berdasarkan jenisnya, kredit investasi tumbuh 12,53% (yoy), kredit konsumsi 8,49% (yoy), dan kredit modal kerja 4,45% (yoy) pada Juni 2025. Meski demikian, BI menilai suku bunga kredit perbankan perlu terus diturunkan agar dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan. Langkah ini dianggap penting untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Bank Indonesia akan terus mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan guna mempercepat penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan,” tutup Perry.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!