DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Buda Cemeng Klawu atau juga dikenal sebagai Buda Wage Klawu adalah rahinan umat Hindu yang datang setiap 6 bulan sekali atau 210 hari.
Pemujaan dilakukan kepada Bhatara Sri Rambut Sedana yang betempat di merajan, pura kahyangan tiga dan juga pemilik toko/ bisnis.
Umat hindu juga menghaturkan banten pada tempat penyimpaan uang yang dikenal juga dengan sebutan kodang untuk toko.
Selain itu, ketika Buda Wage Klawu umat Hindu akan melaksanakan tirta yatra ke beberpa pura di Bali yang dikenal sebagai tempat berstana Bhatara Sri Rambut Sedana.
5 Pura di Bali yang Dikunjungi Pengusaha pada Hari Buda Cemeng Klawu
Setiap Hari Buda Wage Klawu atau dikenal juga sebagai Buda Cemeng Klawu, umat Hindu di Bali menggelar upacara khusus untuk memohon kelancaran rejeki. Hari suci ini sering disebut sebagai Hari Bhatara Rambut Sedana, yang memuliakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam wujud Dewi Kemakmuran.
Tak sedikit pengusaha, terutama yang bergerak di bidang perbankan dan bisnis, melaksanakan persembahyangan pada hari ini. Berikut lima pura di Bali yang menjadi tujuan utama mereka.
1. Pura Goa Raja, Karangasem
Terletak di kawasan suci Besakih, Pura Goa Raja menjadi tempat berstana Bhatara Rambut Sedana. Lokasinya berada di selatan Pura Ulun Kulkul, menjadikannya pusat perhatian bagi umat Hindu yang ingin memohon kelancaran rejeki.
Pura ini juga dikenal melalui legenda Manik Angkeran dan Naga Basuki, yang menjadi kisah terpisahnya Pulau Jawa dan Bali. Piodalan di Pura Goa Raja dilaksanakan pada Hari Buda Wage Klawu, Purnama Kasa, dan saat Karya Ida Bhatara Turun Kabeh.
2. Pura Pejinengan Gunung Tap Sai, Karangasem
Dikenal sebagai Pura Tap Sai, pura ini berada di tengah hutan di lereng Gunung Agung, tepatnya di Dusun Puragae, Desa Pempatan. Pura ini menjadi tempat pemujaan bagi Dewi Saraswati, Dewi Sri, dan Dewi Laksmi, yang juga disebut sebagai Bhatara Rambut Sedana.
Piodalan utama berlangsung pada Hari Buda Cemeng Klawu, sementara dua piodalan lainnya jatuh pada Hari Sukra Umanis Klawu dan Hari Saniscara Umanis Watugunung. Selain berdoa, umat dapat melakukan prosesi melukat untuk membersihkan energi negatif.
3. Pura Luhur Sri Rambut Sedana, Jatiluwih
Berada di lereng Gunung Batukaru, Desa Jatiluwih, Tabanan, pura ini menawarkan suasana yang asri di ketinggian 700 meter. Pura Luhur Sri Rambut Sedana dikenal sebagai tempat berstana Bhatara Rambut Sedana, dengan pelinggih yang telah ada sejak tahun 1400-an.
Pengusaha sering bersembahyang di sini untuk memohon kelancaran usaha, kebijaksanaan, dan rejeki. Piodalan pura ini juga berlangsung pada Hari Buda Wage Klawu.
4. Pura Beji Langon, Badung
Pura Beji Langon terletak di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Pura ini memuja Dewi Gangga sebagai penguasa air dan Bhatara Rambut Sedana sebagai Dewi Kemakmuran. Umat Hindu biasanya melaksanakan prosesi melukat di pancoran sebelum bersembahyang.
Pura ini terkenal karena adanya patung batu padas Dewi Laksmi, yang diyakini mendatangkan keberkahan. Piodalan di pura ini jatuh setiap Hari Buda Cemeng Klawu.
5. Pura Angreka Sari, Karangasem
Terletak di Banjar Dinas Batugunung, Desa Bukit, Karangasem, Pura Angreka Sari adalah tempat pemujaan Dewi Sri dan Bhatara Rambut Sedana. Pura ini unik dengan keberadaan batu besar menyerupai celengan, yang dianggap sebagai pelinggih Bhatara Rambut Sedana.
Di areal pura, terdapat pula batu besar seukuran lumbung yang ditumbuhi anggrek geringsing. Lokasi ini disucikan sebagai pelinggih Ida Bhatari Sri, tempat umat memohon keberkahan dalam sandang, pangan, dan kehidupan.
Kelima pura di atas menjadi pusat kegiatan umat Hindu Bali pada Hari Buda Cemeng Klawu. Selain untuk memohon kelancaran usaha dan rejeki, persembahyangan di pura-pura ini juga melibatkan prosesi spiritual seperti melukat. Meskipun beberapa pura berada di pedalaman, akses jalan yang tersedia memungkinkan kendaraan roda empat mencapai lokasi, sehingga memudahkan pamedek untuk beribadah.