DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Ketegangan Iran dengan Israel memicu penuruanan pasar saham Amerika Serikat (AS) dan ini berlangsung selama 5 hari beruntun. Konflik ini memicu kekhawatiran di kalangan investor, terutama setelah militer AS mengerahkan tambahan jet tempur ke Timur Tengah, memperpanjang ketidakpastian di pasar keuangan global.
Dilansir dari Reuters pada Rabu, 18 Juni 2025, tiga pejabat AS mengonfirmasi bahwa militer AS tidak hanya mengirim lebih banyak pesawat tempur ke kawasan Timur Tengah, tetapi juga memperpanjang masa penempatan armada yang sudah berada di sana. Langkah ini dilakukan di tengah eskalasi konflik yang dimulai pada hari Jumat, ketika Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Presiden AS Donald Trump bahkan meminta Iran untuk menyerah tanpa syarat, menambah ketegangan di kawasan.
Penurunan pasar saham AS semakin terasa pada sesi perdagangan sore. Indeks volatilitas Cboe (VIX), yang sering disebut sebagai “indeks ketakutan” Wall Street, melonjak ke level 21,6, angka penutupan tertinggi sejak 23 Mei lalu. Kenaikan VIX ini mencerminkan tekanan besar yang dirasakan pelaku pasar di tengah ketidakpastian global.
“Kondisi pasar saat ini sangat tidak menentu. Visibilitas terbatas, dan kekhawatiran investor terus meningkat,” ujar Terry Sandven, Chief Equity Strategist di U.S. Bank Wealth Management, Minneapolis, Minnesota.
Selain konflik Israel-Iran, investor juga mengamati isu lain seperti kebijakan tarif impor yang diusung Trump, rencana pemotongan pajak, dan arah suku bunga AS. Federal Reserve dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada hari Rabu, dengan sebagian besar analis memprediksi tidak ada perubahan pada tingkat suku bunga saat ini.
Dari sisi kinerja pasar, hampir semua sektor utama di indeks S&P 500 mengalami penurunan. Namun, sektor energi menjadi pengecualian karena harga minyak melonjak akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari Timur Tengah, kawasan penghasil minyak terbesar di dunia. Sementara itu, saham-saham di sektor pertahanan, seperti Lockheed Martin, justru menguat dengan kenaikan sebesar 2,6%.
Secara rinci, indeks Dow Jones Industrial Average turun 299,29 poin atau 0,70%, ditutup pada 42.215,80. Indeks S&P 500 melemah 50,39 poin (0,84%) ke level 5.982,72, sedangkan Nasdaq Composite anjlok 180,12 poin (0,91%) menjadi 19.521,09.
Menurut Sandven, pasar saham kemungkinan akan bergerak sideways dalam waktu dekat hingga ada kejelasan lebih lanjut terkait situasi geopolitik dan kebijakan ekonomi. Meski demikian, faktor fundamental seperti laporan laba perusahaan masih dianggap mampu menopang pergerakan saham dalam jangka menengah.
***