09/08/2025

Deepfake: Ancaman Konten Digital Palsu yang Kian Mengkhawatirkan, Begini Cara Mendeteksinya

Deepfake Ancaman Konten Digital Palsu yang Kian Mengkhawatirkan, Begini Cara Mendeteksinya

Deepfake Ancaman Konten Digital Palsu yang Kian Mengkhawatirkan, Begini Cara Mendeteksinya/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di era serbacepat dan digital ini, teknologi deepfake mulai menjadi sorotan tajam. Bukan sekadar alat hiburan, deepfake kini berkembang menjadi senjata berbahaya yang digunakan untuk berbagai tindak kriminal, dari penipuan daring hingga pelecehan berbasis digital.

Apa Itu Deepfake?

Deepfake adalah teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu menciptakan konten digital palsu berupa video, gambar, atau audio dengan tingkat kemiripan yang sangat tinggi dengan aslinya. Teknologi ini bekerja dengan memproses ribuan data visual atau suara untuk menghasilkan simulasi yang tampak nyata.

Cristina Lopez, analis senior dari perusahaan riset Graphika, menjelaskan bahwa “Deepfake merupakan hasil rekaman yang dihasilkan komputer, yang telah dilatih menggunakan kumpulan gambar dalam jumlah besar.”

Istilah deepfake sendiri merupakan gabungan dari kata “deep” yang merujuk pada deep learning (pembelajaran mendalam oleh AI), dan “fake” yang berarti palsu. Popularitas teknologi ini mencuat sejak tahun 2017, saat forum Reddit mulai mempublikasikan video manipulasi wajah selebritas ke dalam konten yang tak pantas.

Bagaimana Cara Deepfake Bekerja?

Teknologi deepfake mengandalkan dua algoritma AI utama. Algoritma pertama bertugas menciptakan konten palsu, sementara algoritma kedua berfungsi mengevaluasi keasliannya. Proses ini berlangsung terus-menerus hingga tercipta konten yang sangat meyakinkan dan sulit dibedakan dari versi asli.

Tak hanya wajah, deepfake juga bisa menirukan suara seseorang. Dengan menganalisis pola suara dan intonasi dari rekaman asli, AI mampu menghasilkan audio baru seolah benar-benar diucapkan oleh individu tersebut.

Ancaman Deepfake Terhadap Keamanan Digital

Kepolisian Inggris telah mengeluarkan peringatan serius terkait penggunaan AI dalam aktivitas kriminal. Alex Murray, Kepala Unit Kepolisian Nasional Bidang AI, menegaskan bahwa “Penjahat selalu menemukan cara baru untuk melancarkan aksi mereka, dan kini mereka menggunakan kecanggihan AI.”

Ancaman deepfake bukan hanya dalam bentuk penipuan keuangan, tetapi juga menyasar area yang sangat sensitif seperti pelecehan seksual digital, bahkan eksploitasi anak. Teknologi ini memungkinkan pelaku membuat ribuan konten ilegal hanya dalam hitungan jam, tanpa harus bersentuhan langsung dengan korban.

Upaya Deteksi Deepfake

Untungnya, sejumlah raksasa teknologi mulai mengembangkan cara untuk mendeteksi konten deepfake. Facebook, misalnya, memperkenalkan pendekatan reverse engineering untuk mengidentifikasi dan melacak asal pembuatan gambar yang telah dimanipulasi.

Ilmuwan Facebook, Xi Yin dan Tal Hassner, menyebut bahwa metode ini “dapat membantu mengungkap sumber asli konten deepfake, bahkan ketika hanya gambar yang tersedia untuk dianalisis.”

Tips Mendeteksi Konten Deepfake

Dilansir dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), berikut beberapa ciri visual yang bisa membantu mengenali konten yang telah dimanipulasi oleh AI:

  1. Perhatikan tekstur kulit, terutama di pipi dan dahi. Kulit yang terlihat terlalu halus atau seperti plastik bisa jadi pertanda palsu.

  2. Amati pencahayaan pada mata dan alis. Bayangan yang tidak konsisten atau arah cahaya yang janggal bisa mengindikasikan manipulasi.

  3. Periksa pantulan pada kacamata. Gerakan kepala harus selaras dengan perubahan silau alami.

  4. Lihat detail rambut wajah, seperti janggut dan kumis, apakah tampak alami atau seperti tempelan digital.

  5. Perhatikan ekspresi wajah kecil, seperti kedipan mata, pergerakan bibir, atau letak tahi lalat yang tidak konsisten.

Masyarakat Perlu Lebih Waspada

Di tengah derasnya arus informasi digital, masyarakat — termasuk di Bali yang menjadi salah satu daerah dengan interaksi digital tinggi — perlu lebih waspada saat menerima atau menyebarkan konten visual yang mencurigakan. Deepfake bisa merusak reputasi, menebar hoaks, bahkan mengancam privasi dan keselamatan seseorang.

Sebagai pengguna media sosial yang bijak, kita wajib memverifikasi setiap informasi sebelum dibagikan, terlebih bila konten tersebut viral namun tidak jelas sumbernya.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!