Dewasa Ayu Kajeng Kliwon Enyitan, Baik untuk Segala Pekerjaan

 Dewasa Ayu Kajeng Kliwon Enyitan, Baik untuk Segala Pekerjaan

ilustrasi gambar canang untuk melaksanakan persembahyangan bagi umat Hindu/ Balikonten/ Disbud Kabupaten Buleleng

 

 

DENPASAR, BALIKONTEN.COM adalah rahinan Hindu yang datang setelah Tilem.

 

Rahinan ini begitu dikeramatkan dan juga dianggap sakral, ketika juga banyak digunakan untuk dewasa ayu.

 

Biasanya dipakai untuk melukat, aneka pekerjaan hingga aktifitas lainnya.

 

Kajeng kliwon ini adalah rahinan yang datang atas bertemunya wara Kajeng dengan Pancawara Kliwon.

BACA JUGA:  Makna Buda Cemeng Merakih yang Perlu Diketahui, Lengkap dengan Bantennya

Di mana Tri wara ini terdiri dari Pasah, Beteng, Kajeng dan Panca wara terdiri dari Umanis, Pahing, , Wage dan juga Kliwon.

 

Bertemunya Kajeng Kliwon ini adalah perpaduan antara bhuana agung dengan bhuana alit.

 

Berbeda dengan Tilem, rahina ini datang setiap 15 hari sekali dan satu yang datang setiap 6 bulan yakni Kajeng Kliwon .

 

Disaat kajeng kliwon, dikatakn para bhuta kala datang untuk mengganggu umat manusia, sehingga ini perlu dinetralisir dengan segehan.

BACA JUGA:  Daftar Purnama Tilem Selama Bulan Juni 2024, Sasih Apa?

Tentunya terkait banten yang digunakan ketika melaksanakan kajeng kliwon menyesuaikan dengan desa kala patra serta kemampuan setiap umat.

 

Pun ketika Kajeng Kliwon umat Hindu akan melaksanakan persembahyangan yang berbeda dari biasanya yakni dengan menghaturkan sarana berupa segera dan tipat dampul.

 

Banten segehan/blabaran menjadi salah satu sarana untuk menetralisir kekuatan .

BACA JUGA:  5 Kalimat untuk Mengucapkan Belasungkawa dalam Bahasa Bali, Lengkap dengan Terjemahannya

Kajeng Kliwon terjadi ketika bertemunya Tri Wara Kajeng dengan Panca Wara Kliwon.

 

Bertemunya Kajeng dan Kliwon ini diyakini sebagai saat energy alam semesta yang memiliki unsur dualitas bertemu satu sama lain.

 

Terkait Pancawara Kliwon, dalam Lontar Sundarigama disebutkan:

 

Nihan taya amanah, kunang ring panca terane, semadi Bhatara Siwa, sayogia wong anadaha tirtha gocara, ngaturaken wangi ring sanggar, muang luwuring paturon maneher menganing akna cita.

BACA JUGA:  Sedana Yoga, Baik untuk Mulai Berdagang Mei dan Juni 2024

Wehana sasuguh ring natar umah, sanggar, ring dengen, dening sega kepel duang kepel dadi atanding, wehakna ada telung tanding, iwaknia bawang jae.

 

Kang sinambat ring natar, Sang Kala Bucari.

 

Ring sanggar Bhuta Bucari.

 

Ne ring dengen, Sang Durga Bucari

 

Ika pada wehana labaan, nangken kaliyon, kinon rumaksa umah, nimitania. Pada anemu sadia rahayu. Kunang yan kala biyantara keliyon, pakerti tunggal kayeng lagi.

 

Terjemahannya

 

Disaat Pancawara Kliwon, Bhatara Siwa tengah melakukan payogan. Ketika itu sepatutnya menyucikan diri dengan mempersembahkan banten wangi-wangi di merajan dan juga di atas tempat tidur.

BACA JUGA:  Tidak Ditemukan Dewasa Ayu Melaspas Motor, September 2024 Baik untuk Segala Pekerjaan Api

Persembahkan segehan kepel dadua (2) dalam satu tanding distiap tempat (halaman , halaman merajan dan pintu keluar masuk pekarangan rumah).

 

Banten tersebut ditujukan kepada Sang Bhuta Bhucari di natar (halaman) merajan.

 

Sang durgha Bhucari di pintu keluar masuk rumah.

 

Dan di halaman rumah kepada Sang Kala Bhucari.

BACA JUGA:  Sukseskan Pilkada 2020, Sinergi Lintas Sektor Mesti Terjaga

Dengan tambahan segehan lima warna atau manca warna limang tanding. Di samping kori sebelah atas dihaturkan canang wangi-wangi, burat wangi, canang yasa dan dipersembahkan kepada Hyang Durga Dewi.

 

Lalu yang dihaturkan pada bagian bawah untuk Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari dan juga Bhuta Bhucari.

 

Jika tidak menghaturkan tersebut maka ketiganya akan mengganggu penghuni rumah.

 

Dalam buku pokok-pokok karya I. B Suparta Ardhana, Kajeng Kliwon Uwudan adalah hari yang tepat untuk emnghidupkan ilmu hitam atau aji pengiwa.

 

Sedangkan ketika Kajeng Kliwon Enyitan adalah waktu terbaik untuk membuat sesikepan atau jimat atau hal yang berkaitan dengan kekuatan gaib.

BACA JUGA:  Ini Banten yang Digunakan Saat Kajeng Kliwon Enyitan

Ala Ayuning Dewasa, 5 September 2024

 

Amerta Danta. Baik untuk melakukan tapa, brata, yoga, semadi, penyucian diri, segala pekerjaan.

 

Dina Jaya. Baik untuk belajar menari atau pengetahuan yang lain dan mengandung unsur keunggulan.

 

Dina Mandi. Baik untuk upacara penyucian diri, memberikan petuah-petuah, membuat jimat.

BACA JUGA:  Kapan Saraswati dan Pagerwesi? Ini Jadwal Lengkap Rahinan Juli 2024

Geni Rawana. Baik untuk segala pekerjaan yang menggunakan api. Tidak baik untuk mengatapi rumah, melaspas, bercocok tanam.

 

Kala Kutila Manik. Baik untuk membuat ranjau, pagar, rintangan, lubang penghalang maupun pemisah, alat perangkap, upacara Bhuta Yadnya.

 

Kala Lutung Megandong. Baik untuk menanam pijer (bibit kelapa yang baru tumbuh), menanam buah-buahan.

 

Karnasula. Baik untuk membuat kentongan, bajra, kendang, kroncongan (denta sapi dari kayu) dan sejenisnya. Tidak baik untuk membangun rumah tempat tidur, mengadakan rapat atau pertemuan.

BACA JUGA:  Sukseskan Pilkada 2020, Sinergi Lintas Sektor Mesti Terjaga

Lutung Megandong. Baik untuk menanam buah-buahan dan umbi-umbian

Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi.

 

Rangda Tiga. Tidak baik melakukan upacara .

 

Srigati Jenek. Baik untuk membibit/menanam padi, menyimpan padi dilumbung, serta pelaksanaan upacaranya.

BACA JUGA:  5 Kalimat untuk Mengucapkan Belasungkawa dalam Bahasa Bali, Lengkap dengan Terjemahannya

Taliwangke. Baik untuk memasang tali penghambat di sawah atau di kebun, memperbaiki pagar, membuat tali pengikat padi/benda-benda mati. Tidak baik untuk mulai mengerjakan benang tenun, membuat tali ternak.

 

Pararasan: Laku Air, Pancasuda: Bumi Kepetak, Ekajalaresi: Tininggalin Suka, Pratiti: Upadana. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!