Ekonomi

Gairahkan Ekonomi Bali, ARW Dorong Pemetaan Produk Pertanian dan UMKM Lokal

BADUNG, BALIKONTEN.COM – Di tengah gencarnya pemulihan ekonomi Bali, Anggota Komisi XI DPR RI Dapil Bali I Gusti Rai Wirajaya bersama BI Bali berupaya mendorong pemetaan kluster produk pertanian dan UMKM.

Potensi yang dilirik adalah Perumda di Tabanan menjadi offtaker atau pendistribusi cabai, kopi, sayur mayur dan lainnya.

Ada juga kakao Jembrana yang tidak hanya mensuplai kebutuhan di Bali tap juga sudah tembus pasar ekspor.

Dalam penyaluran sembako Program Sosial Bank Indonesia, Agung Rai Wirajaya menekankan pentingnya upaya menguatkan sektor ekonomi lain selain pariwisata seperti pertanian untuk mempercepat pemulihan ekonomi Bali dan mengantisipasi dinamika ke depan ketika sektor pariwisata terdampak suatu hal yang tidak terduga.

“Contohnya saat pariwisata kena Covid, Badung PADnya langsung anjlok. Jadi kita harapan ke depan seimbangkan antara pariwisata dan pertanian,” harap politisi PDI Perjuangan asal Peguyangan Denpasar ini.

Hal itu juga dibenarkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

“Kita dorong perjuangan panjang untuk memajukan pertanian ini jangan pernah lelah agar tentunya juga masyarakat di pertanian peternakan perikanan dan lainnya bisa sejahtera,” kata Trisno Nugroho.

Sementara Anggota DPRD Kabupaten Badung I Gusti Anom Gumanti mengatakan di APBD Badung sudah jelas sandang, pangan, dan papan menjadi prioritas utama dalam program visi misi Bupati Badung.

“Kita boleh punya mimpi jangan sampai masyarakat Badung ada yang kelaparan, tidak punya rumah, dari segi kesehatan jangan tidak sehat,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan asal Kecamatan Kuta tersebut.

Dijelaskan, sejumlah regulasi yang dimaksud misalnya Badung wajib mempertahankan minimal 30 persen luasan lahannya sebagai jalur hijau dan salah satunnya lahan pertanian.

“Lahan pertanian kita kunci tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata terutama,” kata tokoh masyarakata Kuta ini.

Kedua, Badung itu pondasi ekonominya adalah pariwisata. Mudah-mudahan ke depan bisa menjadi penggerak ekonomi pertanian karena kebutuhan terhadap produk pertanian sangat besar.

“Itu yang kita dorong untuk bisa ditangkap. Cuma masalah dan kendalanya petani kita tidak bisa kontinyu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, tidak bisa menghasilkan tiap hari karena berbagai keterbatasan. Pertanian di Badung belum mampu mengcoverage kebutuhan pariwisata yang ada di Badung karena wilayah pertanian kita juga sedikit. Nanti kita kerjasamakan dengan daerah lain seperti Tabanan, Bangli dan lainnya,” jelasnya.

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: