Harga Babi di Bali Anjlok, Peternak Rugi di Bawah HPP

KEREN! Warga Gianyar Sulap Kotoran Babi Jadi Biogas Solusi Energi Ramah Lingkungan/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Harga babi di Bali kini terpuruk, menyisakan kekecewaan bagi para peternak. Setelah sempat melonjak hingga Rp60.000 per kilogram berat hidup, kini harga babi hidup hanya berkisar Rp36.000 per kilogram. Angka ini berada di bawah harga pokok produksi (HPP) yang mencapai Rp40.000 per kilogram, membuat peternak menanggung kerugian.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa, pada Senin (21/7), mengungkapkan bahwa penurunan harga babi ini sangat memukul peternak. “Harga jual yang jauh di bawah HPP membuat peternak kembali terpuruk,” ujarnya.
Penurunan harga ini dipicu oleh menurunnya permintaan pasar. Salah satu faktor utama adalah berkurangnya pengiriman babi hidup ke luar Bali. “Ketika daerah tujuan ekspor menutup peluang, stok di Bali menumpuk,” jelas Hari Suyasa.
Selain itu, wabah penyakit di beberapa daerah pemasok babi juga memperparah situasi. Daerah seperti Manado dan Lampung, yang biasanya menjadi tujuan pengiriman, sedang menghadapi wabah. Akibatnya, peternak di daerah tersebut mengosongkan kandang dengan menjual babi mereka dengan harga murah. Hal ini membuat pasokan babi murah membanjiri pasar, menggeser permintaan dari babi asal Bali.
“Kondisi wabah memang tidak separah sebelumnya, tetapi cukup satu kasus, peternak di daerah tujuan langsung mengosongkan kandang,” tambahnya.
Situasi ini dikhawatirkan akan memengaruhi harga babi menjelang Hari Raya Galungan. Dengan populasi babi yang menipis akibat pengosongan kandang, sementara permintaan diperkirakan melonjak, harga babi berpotensi meroket. Hari Suyasa berharap pemerintah dapat turun tangan untuk mengantisipasi dampak ini demi menjaga stabilitas harga dan mendukung peternak lokal.
***
