Hari Baik Menanam Umbi-umbian di Bulan Juni 2025 Menurut Kalender Bali

Kalender Bali/ Balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Masyarakat Bali memiliki tradisi unik dalam menentukan hari baik untuk berbagai aktivitas, termasuk menanam umbi-umbian. Kalender Bali, yang kaya akan nilai budaya dan spiritual, menjadi panduan utama bagi petani dan pelaku usaha pertanian untuk memilih waktu yang tepat agar hasil panen melimpah dan diberkahi.
Berdasarkan informasi dari Kalender Bali Digital, bulan Juni 2025 menawarkan beberapa hari baik untuk menanam umbi-umbian yang bisa dimanfaatkan petani. Artikel ini akan mengupas hari-hari tersebut, makna budayanya, dan tips praktis untuk memaksimalkan hasil tanam sesuai tradisi Bali.
Mengapa Memilih Hari Baik Penting dalam Budaya Bali?
Dalam budaya Bali, konsep ala ayuning dewasa (hari baik) bukan sekadar tradisi, melainkan panduan spiritual yang diyakini memengaruhi keberhasilan suatu aktivitas. Menanam umbi-umbian, seperti ubi jalar, singkong, atau talas, memerlukan waktu yang selaras dengan energi alam dan kosmos. Kalender Bali menggunakan perhitungan wewaran, wuku, dan pararasan untuk menentukan hari yang mendukung pertumbuhan tanaman dan menghindari gangguan, seperti hama atau kegagalan panen.
Menurut sumber terpercaya, hari baik untuk menanam umbi-umbian di bulan Juni 2025 mencakup tanggal-tanggal yang memiliki pengaruh positif, seperti Kala Luang dan Kala Empas Turun. Kedua periode ini diyakini mendukung aktivitas pertanian, khususnya untuk tanaman umbi-umbian, karena energi alam pada hari tersebut dianggap mendukung fertilitas tanah dan pertumbuhan akar.
Hari Baik Menanam Umbi-umbian di Juni 2025
Berdasarkan perhitungan Kalender Bali Digital, berikut adalah beberapa hari baik untuk menanam umbi-umbian di bulan Juni 2025:
- 3 Juni 2025 (Anggara Kliwon Wuku Medangsia)
Hari ini dipengaruhi oleh Kala Luang, yang dianggap baik untuk aktivitas pertanian, termasuk menanam umbi-umbian. Energi hari ini mendukung penggalian tanah dan penanaman yang membutuhkan koneksi kuat dengan elemen bumi. Namun, hindari aktivitas lain seperti membangun rumah, karena energi hari ini kurang mendukung konstruksi. - 7 Juni 2025 (Soma Pon Wuku Menail)
Kala Empas Turun hadir pada hari ini, menjadikannya waktu ideal untuk menanam umbi-umbian. Hari ini juga baik untuk memulai usaha pertanian baru, tetapi tidak disarankan untuk memetik buah-buahan atau melakukan upacara perkawinan. - 15 Juni 2025 (Redite Wage Wuku Sungsang)
Hari ini memiliki pengaruh Kala Luang dan Amerta Gati, yang mendukung usaha bercocok tanam. Energi positif pada hari ini membantu pertumbuhan tanaman berumbi dan meminimalkan risiko gangguan dari faktor eksternal seperti cuaca buruk. - 27 Juni 2025 (Sukra Paing Wuku Wariga)
Dipengaruhi oleh Kala Luang dan Catur Laba, hari ini cocok untuk menanam umbi-umbian dan memulai proyek pertanian jangka panjang. Energi hari ini juga mendukung perjalanan ke arah utara, yang bisa dimanfaatkan petani untuk mengangkut hasil panen atau bibit.
Tips Praktis untuk Petani Bali
Selain memilih hari baik, ada beberapa langkah praktis yang dapat diikuti untuk memastikan keberhasilan menanam umbi-umbian:
- Pilih Bibit Berkualitas: Pastikan bibit umbi-umbian, seperti ubi jalar atau singkong, bebas dari penyakit dan memiliki tunas yang sehat.
- Siapkan Lahan dengan Baik: Tanah yang gembur dan kaya nutrisi sangat penting. Tambahkan pupuk organik atau kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah.
- Perhatikan Cuaca: Meskipun hari baik telah dipilih, pantau prakiraan cuaca untuk menghindari penanaman saat musim hujan ekstrem yang dapat merusak bibit.
- Lakukan Ritual Tradisional: Dalam budaya Bali, petani sering mengadakan ritual kecil seperti mecaru atau persembahan sederhana untuk memohon restu agar tanaman tumbuh subur dan terhindar dari gangguan.
Makna Budaya di Balik Hari Baik
Tradisi memilih hari baik tidak hanya soal keberhasilan teknis, tetapi juga mencerminkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan dalam filsafat Tri Hita Karana. Dengan mengikuti ala ayuning dewasa, petani Bali meyakini bahwa mereka menghormati siklus alam dan mendapatkan berkah dari leluhur serta dewa-dewi. Misalnya, Kala Luang melambangkan waktu ketika energi kosmos terbuka, memberikan kelancaran untuk aktivitas yang berhubungan dengan tanah.
Mengapa Kalender Bali Masih Relevan?
Di era modern, Kalender Bali tetap menjadi panduan penting bagi masyarakat, terutama di pedesaan. Selain nilai spiritual, kalender ini juga mencerminkan pengetahuan leluhur tentang pola cuaca, musim tanam, dan siklus alam. Dengan memadukan tradisi ini dengan teknologi pertanian modern, petani dapat memaksimalkan hasil panen sekaligus menjaga warisan budaya.
Penutup
Memilih hari baik untuk menanam umbi-umbian di bulan Juni 2025 adalah langkah cerdas bagi petani yang ingin menyatukan tradisi dan produktivitas. Tanggal seperti 3, 7, 15, dan 27 Juni 2025 menawarkan energi positif untuk memulai penanaman, sebagaimana dijelaskan dalam Kalender Bali Digital. Dengan persiapan lahan yang baik, bibit berkualitas, dan sedikit sentuhan ritual tradisional, petani dapat mengharapkan panen yang melimpah dan berkah yang menyertai. Mari lestarikan tradisi Bali sambil merangkul kemajuan untuk masa depan pertanian yang lebih baik!
***
