Komunitas

Jeger House Gagas “Nyejer Musik”, Tampilkan DJ Mahesa Hingga SID Dua Hari Berturut-Turut

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Merayakan hari jadi ketiga Jeger House menggagas gelaran musik massal bernama Nyejer Musix dengan menampilkan belasan musisi di Bali.

 

Sesuai namanya kegiatan ini akan berlangsung berturut-turut mulai tanggal 30 September 2023 hingga 1 Oktober 2023.

 

Kegiatan ini akan berlangsung di jagar House yang beralamat di Gang jeger Nomor 7 Jalan Tukad Balian Denpasar Selatan.

 

Kegiatan ini menjadi representative bahwa jagar house merupakan pusat komunitas salah satunya dalam bidang musik.

 

Tak tanggung-tanggung posisi yang ditampilkan meliputi Mercy Band, Parau, DJ Mahesa, Lolot, hingga SID, dan sejumlah musisi lainnya dengan berbagai aliran musik.

 

Ketua Panitia I Nyoman Budiastra Pager alias Mang Ming mengatakan, kegiatan ini juga dalam rangka menyambut hari kesaktian Pancasila pada 1 Oktober 2023.

 

“Band ada banyak, genre-nya kami angkat yang kelas keras, ada lagu-lagu Bali dan DJ juga, serta mengangkat artis-artis lokal juga. Kisaran talent-nya mungkin lebih dari 15 talent,” ujar Mang Ming dalam jumpa pers yang digelar Rabu 27 September 2023 di Jeger House didampingi pemilik Jeger House I Gede Agus Weda Wiguna atau sering disapa Weda Jagir.

 

Mang Ming mengatakan konser ini terbuka untuk umum. Pengunjung dapat membeli tiket secara online maupun offline di Jeget House.

 

“Harga per tiket untuk sekarang tanggal 1 itu Rp200 ribu. Kita cuma cetak 500 tiket per hari, jadi ada 1000 tiket,” ungkapnya.

 

Dirinya berharap Kegiatan ini dapat mewadahi kreativitas komunitas di Bali dari berbagai kalangan. Melihat antusias dari kegiatan-kegiatan sebelumnya beberapa band dari luar Bali sudah minta untuk tampil di sini.

BACA JUGA:  Optimalkan Kinerja, Basarnas Perkuat Sinergi Bersama FKP3

 

“Di sini sewa tempat dan venue terjangkau, berkisar dari Rp5-10 juta per hari diluar konsumsi dan punia ke desa,” imbuh Mang Ming.

 

Sementara Weda Jagir menerangkan, kegiatan ini tidak bertujuan untuk komersil.

 

“Spek programnya di sini bukan kita cari untung. Jeger House hadir bukan untuk mencari untung. Di awal pendiriannya kami menyediakan rumah bagi musisi atau komunitas yang kehilangan panggung waktu pandemi Covid-19.,” terang pengusaha advertising ini.

 

“Kalau saya bisnis, sudah di advertising cari untung. Di sini CSR-nya advertising, makanya menampung aspirasi anak-anak muda. Di sini sudah ada, semua ada, mau genset, lighting, LED, sound system sudah komplit,” sambungnya.

 

Dia menambahkan Jeger House ini dibuat untuk iseng-iseng saja, dan sering menjadi tempat untuk nongkrong sejumlah komunitas di Bali.

 

Seiring perkembangan, banyak usulan untuk menggelar berbagai kegiatan yang mewadahi kreativitas dari komunitas yang ada di Balii, meliputi komunitas seni komunitas musik komunitas gamer dan lainnya.

 

Tempat ini di konsep seperti warung pada umumnya namun dilengkapi dengan sejumlah panggung dan sound system yang memadai. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: