DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Melukat, sebuah ritual penyucian jiwa yang kental dengan nilai spiritual, menjadi salah satu tradisi Bali yang memikat hati. Menggunakan air suci dari mata air alami, melukat diyakini mampu membersihkan energi negatif dari tubuh dan pikiran, membawa kedamaian batin.
Tradisi ini bukan hanya milik umat Hindu Bali, tetapi juga menarik perhatian wisatawan yang ingin merasakan kearifan lokal Pulau Dewata. Dengan suasana alam yang memesona dan makna mendalam, melukat kini menjadi pengalaman wisata spiritual yang populer di Bali.
Memahami Esensi Melukat
Melukat adalah tradisi warisan leluhur yang masih lestari di Bali. Ritual ini bertujuan menyucikan diri secara lahir dan batin, baik di dunia nyata (sekala) maupun gaib (niskala). Menurut I Nyoman Kenak, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, melukat membantu melepaskan dampak buruk dari energi negatif atau malepataka. Dalam ajaran Hindu, manusia diciptakan oleh Panca Dewata, sehingga menjaga kesucian jiwa dan raga melalui melukat menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Suci.
Selain dimensi spiritual, melukat juga memiliki manfaat kesehatan. Dalam buku Memelihara Kesehatan Melalui Kundalini dan Nyama Catur karya Luh Putu Della Pramesti Cahyani, disebutkan bahwa ritual ini memberikan efek relaksasi, mengurangi stres, dan mendukung kesehatan fisik. Dalam kitab suci Veda, melukat dijelaskan sebagai bagian dari sadhana untuk menyucikan panca maya kosha—lapisan tubuh fisik, energi, dan pikiran—sehingga tubuh dan jiwa terbebas dari racun batiniah.
Namun, melukat bukan sekadar mandi air suci. Ada aturan yang harus dipatuhi, seperti larangan bagi wanita yang sedang haid untuk memasuki lokasi melukat yang disakralkan. Pengunjung juga diwajibkan mengenakan pakaian adat Bali yang sopan sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi.
Jenis-Jenis Melukat dan Maknanya
Melukat memiliki beragam jenis, masing-masing dengan tujuan dan cara pelaksanaan yang berbeda. Berikut tujuh jenis melukat yang umum dilakukan, sebagaimana dirangkum dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng:
-
Melukat Astupungku
Ritual ini bertujuan menyeimbangkan energi kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) untuk menghilangkan pengaruh buruk. -
Melukat Gni Ngelayang
Ditujukan sebagai pengobatan spiritual bagi mereka yang sedang sakit, membantu pemulihan melalui penyucian energi. -
Melukat Gomana
Digunakan untuk menebus pengaruh buruk dari hari kelahiran (oton), terutama jika seseorang lahir pada kombinasi Wewaran dan Wuku tertentu, seperti wuku Wayang. -
Melukat Surya Gomana
Ritual khusus untuk bayi saat upacara Nelu Bulanin, membersihkan noda lahiriah dan batiniah. -
Melukat Semarabeda
Dilakukan dalam rangkaian upacara pernikahan (Pawiwahan), menyucikan energi cinta Sang Kama Jaya dan Sang Kama Ratih. -
Melukat Prabu
Didedikasikan untuk para pemimpin, memohon kejayaan dan kemakmuran dalam menjalankan tugas kepemimpinan. -
Melukat Nawa Ratna
Mirip dengan Melukat Prabu, ritual ini memohon anugerah bagi pemimpin agar membawa keberhasilan dan kemuliaan.
8 Destinasi Melukat Terbaik di Bali
Bali menawarkan berbagai lokasi melukat yang memadukan kekayaan spiritual dengan keindahan alam. Berikut adalah delapan tempat melukat di Bali yang wajib dikunjungi, dirangkum dari sumber resmi Pemprov Bali dan pemerintah daerah setempat:
-
Pura Tirta Sudamala, Bangli
Terletak di Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang, pura ini memiliki sejarah panjang sejak era Kerajaan Bangli. Sembilan pancuran dengan ketinggian berbeda digunakan untuk melukat Dewata Nawa Sanga, ditambah dua pancuran khusus untuk upacara mepandes. Keindahan alam dan nilai sejarah menjadikan tempat ini istimewa. -
Taman Beji Griya Waterfall, Badung
Air terjun di Jalan Mawar, Desa Punggul, ini terkenal karena keindahan alam dan kekuatan spiritualnya. Air suci yang mengalir dari celah batu padas sering digunakan untuk melukat, memohon kesembuhan, keturunan, hingga jodoh. -
Pura Dang Kahyangan Taman Sari Mengwi, Badung
Berlokasi di Desa Mengwi, pura ini memiliki mata air alami di bawah pohon beringin berusia ratusan tahun. Tempat ini ideal untuk melukat dan memohon kesembuhan dari penyakit nonmedis. Pengunjung cukup membawa banten pejati alit. -
Pura Campuhan Widhu Segara, Denpasar
Terletak di tepi Pantai Padanggalak, pura ini menawarkan pengalaman melukat dengan panorama laut yang menawan. Ramai dikunjungi saat Purnama, Tilem, atau setelah Hari Saraswati dan Nyepi. Jangan lupa bawa pejati, canang sari, dan klungah nyuh gading. -
Pura Tirta Pingit, Karangasem
Hanya 10 menit dari Pura Pengubengan, pura ini memiliki kolam pemandian dengan dua blok: satu untuk mencuci muka, tangan, dan kaki, serta satu lagi untuk melukat. Suasana lembah yang indah menambah pengalaman spiritual. -
Pura Luhur Tamba Waras, Tabanan
Pura ini memiliki Pancoran Sapta Gangga, tujuh pancuran yang dipercaya membawa kesembuhan. Sejak dibuka untuk umum pada 2016, tempat ini menjadi tujuan populer untuk melukat dan memohon kesehatan. -
Pura Tirta Empul, Gianyar
Salah satu destinasi melukat paling ikonik, Pura Tirta Empul di Desa Manukaya, Tampaksiring, memiliki 14 pancuran air suci. Berdiri sejak 926 Masehi, pura ini terbuka untuk pengunjung dari pukul 08.00 hingga 18.00 WITA. -
Pura Beji Selati, Bangli
Terletak di Jalan Banjar Selat, Bunutin, pura ini menawarkan pengalaman melukat yang damai dengan arsitektur Bali yang memukau. Gerbang kori agung, candi bentar, dan pelinggih bertingkat dengan ornamen khas Bali menciptakan suasana spiritual yang kental.
Itulah informasi terkini tentang lokasi melukat dan juga tentang tempat melukat di Bali. ***