DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Pencipta Bitcoin yang misterius, Satoshi Nakamoto, kembali menjadi perbincangan hangat. Aset Bitcoin yang dikaitkan dengan Nakamoto, diperkirakan sebanyak 1,096 juta BTC, kini bernilai lebih dari Rp1.900 triliun (dengan kurs Rp16.200 per USD). Angka ini membuat Nakamoto masuk dalam daftar orang terkaya di dunia, meski hanya di atas kertas.
Data dari platform analisis blockchain Arkham mengungkapkan bahwa dompet digital yang diduga milik Nakamoto menyimpan Bitcoin yang ditambang pada 2009-2010, saat Bitcoin masih dalam tahap awal. Hingga kini, aset tersebut belum pernah berpindah, bagaikan harta karun digital yang terpendam selama 16 tahun.
Harga Bitcoin Meroket, Dekati Rekor Tertinggi
Harga Bitcoin baru-baru ini menunjukkan lonjakan signifikan. Pada 9 Juni 2025, nilai per koin menyentuh USD 110.651, hanya selangkah dari rekor tertinggi sepanjang masa di USD 111.980 yang tercatat pada 22 Mei 2025. Dua hari kemudian, harga kembali mendekati puncak di USD 110.435 sebelum sedikit terkoreksi.
Kenaikan ini didorong oleh data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya naik 0,1% pada April 2025. Inflasi tahunan AS pun turun ke 2,4%, memicu optimisme pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga. Hal ini meningkatkan kepercayaan terhadap aset kripto, termasuk Bitcoin, sebagai investasi berisiko tinggi.
Selain itu, meredanya ketegangan perdagangan AS-China juga memperkuat sentimen positif. Kabar potensi kesepakatan dagang baru mendorong minat investor terhadap aset kripto, dengan Bitcoin melonjak hampir 9% dalam sepekan dari level terendah USD 101.000.
Antusiasme Pasar Kripto di Indonesia
Tren kenaikan Bitcoin juga terasa di Indonesia. Data dari Indodax, salah satu bursa kripto terkemuka, mencatat volume transaksi pada 10 Juni 2025 mencapai Rp707,8 miliar. Angka ini menunjukkan tingginya antusiasme investor lokal terhadap aset digital, seiring meningkatnya adopsi kripto di pasar domestik.
Bitcoin: Dari Pinggiran ke Pusat Ekonomi Digital
Menurut Antony Kusuma, Vice President Marketing Indodax dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa lonjakan harga Bitcoin ke level USD 110.000 bukan hanya soal angka, melainkan cerminan perubahan persepsi global. “Bitcoin kini bukan lagi sekadar eksperimen. Ia telah menjadi bagian dari diskusi strategis di kalangan pemerintah, korporasi, dan lembaga keuangan,” ujarnya pada 12 Juni 2025.
Antony menambahkan bahwa Bitcoin kini dipandang sebagai aset strategis dalam ekonomi digital yang terus berkembang. Penerimaan ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai salah satu pilar penting di dunia keuangan modern.
Misteri Nakamoto dan Warisan Bitcoin
Meski nilai kepemilikan Nakamoto sempat menyentuh USD 120 miliar sebelum koreksi harga, aset Bitcoin miliknya tetap tak tersentuh sejak awal diciptakan. Identitas Nakamoto yang masih misterius terus memicu spekulasi, namun kekayaan digitalnya menjadi bukti nyata dari potensi revolusioner Bitcoin. Dari nol pada 2009, aset kripto ini kini menjadi fenomena global yang mengubah cara dunia memandang keuangan.
***