DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Mencegah kenaikan inflasi di Bali karena lonjakan harga bahan pokok jelang lebaran, Pemerintah Provinsi Bali kembali menggelar pasar murah.
Kegiatan itu digelar pada Minggu 7 April 2024 di depan Kantor Gubernur Bali dengan menghadirkan puluhan petani dan UMKM lokal Bali untuk berjualan.
Kegiatan ini digelar Pemprov Bali bekerjasama Bank Indonesia, Bank BPD Bali, Bulog dan Pertamina.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, I Gusti Agung Diah Utari menyebut pasar murah menjadi alternatif yang efektif menekan kenaikan inflasi.
“Karena harga yang lebih terjangkau. Kita ketahui bersama, menjelang Lebaran permintaan kan naik, harga-harga cenderung naik,” tuturnya di sela kesibukan berbelanja bahan pokok.
Kehadiran pasar murah yang digelar konsisten disebutnya bisa membantu masyarakat, sehingga memiliki opsi mendapatkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
Di pasar murah tersebut, harga bahan pokok terdiri dari : cabai Rp40 ribu/ kg, beras Rp52 ribu/ kg, telur Rp27/ kg.
Soal pertumbuhan ekonomi tahun 2023, ia menyebut Provinsi Bali mencapai 5,7 persen. Capaian itu lebih tinggi dari persentase nasional sebanyak 5,05.
Pertumbuhan ekonomi Bali itu dipengaruhi momen-momen besar seperti Galungan, Nyepi, Natal dan tahun baru. Untuk triwulan I tahun 2024 ini ia menyebut pertumbuhan melambat dibanding triwulan VI tahun 2023.
“Karena memang polanya demikian. Untuk akhir tahun (2023) kan ada Nataru, tetapi kita melihat tetap tinggi karena melihat kunjungan wisatawan ke Bali cukup tinggi,” tutupnya. ***