Denpasar, Balikonten.com – Pasar gotong royong krama bali dipastikan tidak merugikan pasar tradisional terkait tingkat penjualan. Pandangan itu disampaikan Ketua Dewan Kesenian Daerah Provinsi Bali, Putu Putri Suastini Koster, saat meninjau pasar gotong royong di depan Kantor Gubernur Bali, Jumat (14/8)
Maka dia mengajak agar pedagang pasar tradisional tidak khawatir, jika pasar gotong royong merugikan pasar tradisional. “Nggak (tidak merugikan pasar tradisional), wong cuman hari Jumat saja kok,” ungkapnya saat mengunjungi pasar gotong royong di depan Kantor Gubernur Bali.
Menurutnya, pasokan produk ke pasar tradisional sudah penuh. Maka untuk meluaskan media pemasaran produk petani, pasar gotong royong krama Bali yang menjadi alternatif. Justru menurutnya program ini berdampak positif bagi petani.
Selain itu, pasar gotong royong sekaligus memecah kerumunan masyarakat yang berbelanja ke pasar tradisional. Sehingga, potensi penularan Covid-19 dapat ditekan secara perlahan. “Para pegawai, belanja untuk Sabtu dan Minggunya sudah di sini (pasar gotong royong),” terangnya pejabat yang karib disapa Bunda Putri.
Khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Provinsi Bali, diwajibkan untuk menyisihkan 10 persen gajinya untuk berbelanja di pasar gotong royong. Bunda Putri mengatakan, para petani yang berjualan di pasar gotong royong diajak untuk mendukung program pemerintah lainnya.
Seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan transaksi digital melalui QRIS, menjual produk lokal dan menerapkan protokol kesehatan. Dalam kesempatan itu, turut hadir Gubernur Bali, Wayan Koster dan wakilnya, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Bali, Nyoman Sudharma.
Pada kesempatan itu, Gubernur dan pejabat lainnya mengunjungi masing-masing lapak. Sebagai bentuk dukungan, Wagub membeli paket kain songket, dan membayar melalui QRIS. Di akhir kunjungan, Gubenur beserta rombongan menyumbang dupa lokal kepada petugas kebersihan di sepanjang Jl. Basuki Rachmat, Sumerta Klod, Denpasar.
Koster menegaskan program ini akan terus berlangsung. Selain menyejahterakan kaum petani dan nelayan, program ini juga diperkuat dengan surat edaran nomor 15036 tentang Program Pasar Gotong Royong Krama Bali. (801)