Ketua PHDI Bali Apresiasi Semangat Gotong Royong Pasek Badeg dan Pande Gelar Pitra Yadnya Atiwa-Tiwa
Ketua PHDI Bali Apresiasi Semangat Gotong Royong Pasek Badeg dan Pande Gelar Pitra Yadnya Atiwa-Tiwa/ balikonten
KARANGASEM, BALIKONTEN.COM – Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, sekaligus Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Resi (MGPSSR) Pusat, I Nyoman Kenak, menyampaikan apresiasi mendalam kepada warga Pasemetonan Pasek Badeg dan Warga Semaya Pande atas kolaborasi spiritual mereka dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya Atiwa-tiwa, Atma Wedana, Mependes, dan Mepetik secara massal di Desa Adat Badeg Tengah, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem.
Dalam kunjungannya saat pelaksanaan Atma Wedana dan Ngeroras, Senin (7/7/2025), Kenak memberikan dharma wacana kepada seluruh peserta upacara. Ia menekankan bahwa makna terdalam dari setiap yadnya terletak pada ketulusan doa, bukan sekadar kemegahan pelaksanaannya.
“Sebesar apa pun upacara, bila tidak dilandasi doa yang tulus dan rasa bakti, maka tak berarti apa-apa. Inti dari yadnya adalah cinta, ketulusan, dan harapan tulus bagi para leluhur agar mendapat tempat terbaik,” tegasnya.
Kenak juga memuji semangat gotong royong yang terjalin dalam pelaksanaan yadnya ini. Menurutnya, setiap orang memiliki peran berbeda yang sama pentingnya dalam menyukseskan yadnya, dari yang bertugas di bidang upakara hingga kebersihan.
“Inilah esensi yadnya bersama: saling asah, asih, asuh dalam satu napas kebersamaan,” ujarnya.
Sebagai Ketua Pasemetonan Pasek, Kenak menyambut baik sinergi antara semeton Pasek dan warga Pande yang menurutnya menjadi contoh harmonisasi yang patut diwarisi. Dalam kesempatan tersebut, Ia juga menyerahkan punia untuk mendukung revisi dan pencetakan Babad Badeg dalam bentuk alih aksara dan alih bahasa.
Sementara itu, Ketua Panitia Pitra Yadnya, I Nyoman Sidia, menyampaikan bahwa upacara massal ini rutin digelar setiap 10 tahun, dan tahun ini melibatkan 22 sawa, 44 peserta metatah, serta 35 anak dalam prosesi mepetik atau otonan masal.
Upacara berlangsung sejak 13 Juni 2024 hingga puncaknya pada 10 Juli 2025. Semua prosesi dilaksanakan secara swadaya dan gotong royong, dengan partisipasi warga yang sebagian besar berasal dari perantauan di berbagai daerah di Bali.
“Kami bersyukur, semeton Pasek dan Pande yang tergabung dalam Dadia Taman dan Dadia Warga Pande telah bersatu hati dalam yadnya ini. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya,” ungkap Sidia.
Dalam rangkaian Atiwa-tiwa kali ini, juga dihadiri Bupati Karangasem yang diwakili Kabag Kesra Setda Kabupaten Karangasem, Ketua DPRD Kabupaten Karangasem I Wayan Suastika dan Anggota DPRD Provinsi Bali I Kadek Darmini, serta undangan lainya.
Semangat kolaboratif ini menjadi simbol pelestarian warisan leluhur yang terus hidup dalam gerak zaman—teguh, tulus, dan sarat makna.
***