09/08/2025

Rupiah Menguat di Tengah Inflasi AS yang Melandai, Apa Dampaknya?

Rupiah Menguat di Tengah Inflasi AS yang Melandai, Apa Dampaknya

Rupiah Menguat di Tengah Inflasi AS yang Melandai, Apa Dampaknya/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Nilai tukar rupiah menunjukkan performa cemerlang pada perdagangan Rabu pagi di Jakarta. Menguat 45 poin atau setara 0,27 persen, rupiah kini berada di level Rp16.582 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya di Rp16.627 per dolar AS. Penguatan ini tak lepas dari kabar baik dari Amerika Serikat (AS), di mana data inflasi ternyata lebih rendah dari perkiraan pasar.

Menurut analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, pelemahan dolar AS menjadi pemicu utama kenaikan kurs rupiah. “Rupiah langsung menguat setelah data inflasi AS yang dirilis semalam menunjukkan angka di bawah ekspektasi,” ungkapnya saat diwawancarai ANTARA di Jakarta, Rabu.

Data inflasi AS menunjukkan inflasi inti dan inflasi umum secara bulanan (month-to-month/MoM) hanya naik 0,2 persen, lebih rendah dari prediksi 0,3 persen. Sementara itu, inflasi umum tahunan (year-on-year/YoY) tercatat sebesar 2,3 persen, juga di bawah perkiraan 2,4 persen. Mengutip laporan Xinhua, Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk barang dan jasa di AS naik 0,2 persen secara musiman pada April 2025, setelah sebelumnya turun 0,1 persen pada Maret 2025.

Tak hanya faktor eksternal, sentimen positif dari dalam negeri juga turut mendukung penguatan rupiah. Investor kini menantikan rilis data penjualan ritel Indonesia yang diproyeksikan tumbuh 3,3 persen, lebih tinggi dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar 2 persen. “Kombinasi data inflasi AS yang rendah dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi angin segar bagi rupiah,” tambah Lukman.

Dengan mempertimbangkan dinamika ini, Lukman memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.500 hingga Rp16.600 per dolar AS. Proyeksi ini mencerminkan optimisme pasar terhadap stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Penguatan rupiah ini tentu membawa harapan baru bagi pelaku pasar dan masyarakat. Dengan kurs yang lebih stabil, daya beli masyarakat diharapkan terjaga, sekaligus mendukung iklim investasi yang lebih kondusif. Namun, pelaku pasar tetap perlu waspada terhadap potensi fluktuasi nilai tukar akibat perkembangan ekonomi global yang dinamis.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!