Denpasar, Balikonten.com – Suplemen makanan menjadi salah satu asupan yang dibutuhkan pasien positif Covid-19 selama menjalani karantina. Asupan ini mempertahankan mereka tetap bertenaga.
Untuk itu Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi Bali menyalurkan 600 botol Rhea Health Tone atau suplemen makanan kepada pasien Covid-19 di BRSU Tabanan, pada Minggu (23/5).
Ketua PDDI Provinsi Bali, Ketut Pringgantara didampingi Sekjen PDDI Bali, I Wayan Gede Suardana menyebut obat Rhea Health Tone diyakini bisa membantu pasien Covid-19, untuk menaikkan imun tubuh, yang berfungsi mempercepat penyembuhan pasien.
Bahkan, salah seorang penderita Covid-19, Nurul Mardyanti Nuryadi mengakui obat Rhea Health Tone, ternyata, ampuh meningkatkan daya tahan tubuh.
“Kemarin, saya sempat positif Covid-19. Selanjutnya, disarankan teman, untuk minum obat ini dan rutin minum semingguan, lalu test swab. Syukurlah, dua kali swab, langsung negatif. Ampuh banget buat meningkatkan daya tahan tubuh,” terangnya.
Mengingat keampuhan salah satu temuannya berupa obat “Rhea Health Tone”, sahabat Pringgantara diluar negeri merasa prihatin dengan kondisi masyarakat Bali, agar angka penderita Covid-19 tidak mengalami kenaikan.
“Selain untuk pasien, obat itu juga diperlukan untuk Nakes dan juga dokternya, agar tetap sehat,” ujarnya.
Berikutnya, Pringgantara memaparkan, obat ini, kemarin malam, telah didropping 20.000 botol ke India dan beberapa Negara Besar serta di Bali, pada tahap awalnya, didropping 600 botol “Rhea Health Tone”pada pasien yang terpapar Covid-19.
“Mudah-mudahan bisa memberikan bantuan obat lewat PDDI Bali, karena, obat ini, tidak diperjualbelikan dan dicetak sesuai teknologi pabrik, yang murni dibagikan, untuk kepentingan berbagi tali kasih bersama pasien penderita Covid-19,” ujarnya.
Pringgantara juga berharap, mudah-mudahan PDDI Bali terus berkomunikasi dengan para donatur di luar negeri, agar selain obat “Rhea Health Tone”, juga diberikan bantuan alat-alat medis, termasuk masker dan terus menjalin tali kasih lewat sistem berbagi.
Pringgantara mencontohkan, saat ada upacara piodalan di suatu pura, malah para pecalang, pemedek, bahkan Jero Mangku Pura kerapkali membuka masker, untuk merokok, yang asap rokoknya bertebaran kemana-mana dan mengganggu kesehatan disekitarnya. (Red)