Hankam

Melihat Aktifitas Lanal Denpasar di Perairan Benoa, Rutin Patroli, Keselamatan Prajurit Wajib Diutamakan

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Bali sebagai daerah pariwisata berskala internasional membutuhkan pertahanan dan keamanan di darat, laut maupun di udara.

 

 

Namun tak banyak yang tahu, pertahanan dan keamanan kawasan maritim di Bali tidak lepas dari peran Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar.

 

 

 

Media online Balikonten.com berkesempatan mengikuti Patroli Keamanan Laut atau Patkamla rutin yang digelar Lanal Denpasar pada Rabu 26 Juli 2023, didampingi Komandan Lanal Denpasar, Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Rake Susilo bersama sejumlah pejabat di lingkungan Lanal Denpasar.

 

Danlanal menerangkan, Lanal Denpasar memiliki lima pos yang tersebar di seluruh Bali. Dalam kesehariannya, prajurit di lima Pos AL ini rutin melakukan patroli untuk mengawasi aktifitas di laut. Hal ini mewaspadai gangguan keamanan di jalur maritim Bali.

 

 

“Kita semua rutin memantau aktifitas di perairan. Ada lima Pos AL, kadang kita tukar tempat untuk melakukan pengawasan,” ujar pria asal Buleleng ini. Lanal Denpasar sendiri memiliki beragam alat utama sistem persenjataan atau Alutsista.

 

Meliputi empat kapal Bakamla Bali, kapal Katamaran, Tanjung Pandangan, sea rider, perahu karet. Selain alutsista, Lanal Denpasar memiliki prajurit-prajurit yang tangguh dalam bertugas, termasuk saat cuaca ekstrem sekalipun.

 

 

Danlanal menyebut, pihaknya berupaya maksimal dalam menjaga ketahanan di kawasan maritim. Terkait cuaca, Lanal Denpasar selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui jenis bencana yang akan terjadi dan dampak ikutannya.

 

 

Terbaru, Lanal Denpasar telah berkoordinasi dengan BMKG Denpasar terkait potensi Badai El Nino, yang dapat mempengaruhi curah hujan, suhu udara, dan pola cuaca di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali.

 

 

Tidak saja mengendepankan keamanan wilayah maritim Bali, Danlanal menyebut keselamatan prajurit dalam bertugas tetap jadi prioritas.

 

 

“Kita selalu berkoordinasi dengan BMKG, begitu cuaca bagus, kita melaksanakan patroli. Jika tidak, kita harus menyesuaikan dengan cuaca karena ini akan membahayakan kapal dan prajurit. Kepada masyarakat kami selalu imbau berhati-hati,” ungkapnya.

 

 

Kapal yang digunakan untuk Patkamla anggota TNI AL memang tidak berukuran cukup besar karena bukan kapal angkutan dan hanya berkapasitas beberapa orang saja.

 

Struktur kapal pun didesain sedemikian rupa agar bisa menyesuaikan dinamika perairan saat berpatroli di lautan.

 

 

Danlanal Denpasar pun mengajak awak media di Bali untuk ‘melihat laut dari laut’. Apa itu melihat laut dari laut, yakni melihat kondisi kemananan, patroli di perairan dari kacamata TNI AL.

 

 

Di mana situasi lautan yang begitu kompleks dari segi cuaca, ketinggian ombak, hingga pintu masuk yang tak terbatas membuat kerawanan kejahatan rentan terjadi.

 

 

“Seperti ini kondisi ombak cuaca semuanya mempengaruhi kegiatan, beginilah apa yang menjadi tugas kami. Patroli ini rutin setiap Posal melaksanakan pengamanan wilayah laut dari Gilimanuk- Jembrana-Benoa-Celukan Bawang-Gilimanuk, itu perputarannya,” kata dia.

 

“Semua bisa masuk kapanpun dimanapun lewat mana saja, kejahatan bisa mengintai oleh karena itu kami lakukan patroli rutin di kawasan perairan ini,” imbuhnya.

 

Menurut Danlanal, peran media dalam mengekspose aktivitas TNI AL sangatlah penting untuk mengangkat moril prajurit TNI AL.

 

“Dengan adanya media, moril pasukan menjadi naik. Seperti halnya di Rusia dan Ukraina perang di media juga mengintrol untuk moril, melalui pemberitaan ini menang itu menang ini kalah itu kalah, itu sangat penting,” kata Danlanal.

TNI AL memiliki satuan unsur terkecil yang berada di Pelabuhan Benoa, di mana perairan ini menjadi tempat lalu lalang kapal pesiar, kapal angkut, kapal personel, perdagangan. Dari Lembar, Kalimantan, dari wilayah Indonesia lainnya masuk ke Bali lewat sini. Situasi sangat padat apalagi di sini adalah jalur ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) 2,” paparnya.

 

Sementara menghadapi dampak-dampak cuaca ekstrem, Danlanal mengimbau agar pelaku aktivitas di laut seperti halnya prajurit TNI AL hingga nelayan pun diharapkan mematuhi arahan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).

 

“Situasi cuaca ekstrem, tentu kami selalu berkoordinasi dengab BMKG, cuaca bagus patroli, kalau cuaca tidak bagus kami menyesuaikan kondisi karena bisa menbahayakan kapal dan keselamatan prajurit yang patroli,” ujarnya.

 

 

“Kami juga tekankan kepada masyarakat untuk berhati-hati mengatasi situasi perubahan iklim. BMKG, Dinas Navigasi, dan stakeholder memberitahu situasi cuaca buruk agar tidak melaut, khususnya nelayan agar memperhatikan jarak-jarak tidak jauh dari pulau menghindari kecelakaan atau hilang di laut,” pungkas Danlanal.

 

Sementara itu, dari anjungan kapal, saat berpatroli, Palaksa Lanal Denpasar, Mayor Laut (P) I Gde Padang Suryawan melalui pengeras suara memberikan penjelasan lengkap mengenai situasi perairan, batas-batas pintu masuk pelabuhan, tanda-tanda penting di lautan, kondisi ombak dan cuaca dan strategi berpatroli.

 

 

Mayor Gede menyebut Lanal Denpasar selalu maksimal dalam penjagaan kawasan laut. Sesuai slogan TNI AL, Jalesveva Jayamahe, yang artinya di lautan kita jaya!. (red)

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: