Pendidikan

PHDI Denpasar Gelar Bayuh Massal, Nyoman Kenak : Upaya Wujudkan Generasi Muda Berkualitas

Untuk kedua kalinya pengurus PHDI Kota Denpasar menggelar upacara secara massal.

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Untuk kedua kalinya pengurus PHDI Kota Denpasar menggelar upacara secara massal.

 

Kegiatan kedua ini berupa metatah massal, sapuh leger hingga menek kelih pada Sabtu, 25 November 2023.

 

Sebelumnya peserta mencpai 100 lebih. Kali ini peserta mencapao 450 dari berbagai daerah di Bali. 204 di antaranya mengikuti upacara Metatah.

 

Peserta lainnya mengikuti acara menek kelih, pawintenan saraswati, dan sapu leger.

 

Prosesi ini digelar bertepatan dengan Tumpek Wayang dan digelar di Pura Agung Lokanatha Lumintang Denpasar.

 

Sebelum upacara metatah, diawali dengan prosesi sungkeman.

 

Dalam prosesi sungkeman tersebut, banyak orang tua dan anaknya menangis.

 

Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka mengatakan 75 persen peserta merupakan warga berKTP Denpasar.

 

Sementara 25 persennya berKTP luar Denpasar namun tinggal di Denpasar.

 

“Ini digelar sebagai wujud pelayanan PHDI Kota Denpasar bagi umat Hindu di Kota Denpasar dan sekitarnya,” katanya.

 

Made Arka menyatakan bahwa upacara acara menek kelih, pawintenan saraswati, sapu leger, dan metatah merupakan yadnya yang menjadi kewajiban orangtua sebagai bentuk kasih sayang kepada anak-anaknya.

 

“Dalam hal ini PHDI Kota Denpasar memfasilitasi upacara ini agar umat Hindu diringankan,” jelasnya.

 

Pelaksanaan secara bersama-sama ini juga sebagai upaya menghapus stigma bahwa upacara dan yadnya di Bali menelan biaya besar dan cenderung dinilai menjadi beban bagi sebagian masyarakat yang belum paham makna yadnya, tegasnya.

 

“Sekaligus untuk memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong sebagai wujud spirit vasudhaiva kutubhakam, yang menjadi nilai luhur bagi keharmonisan dan perekat masyarakat Bali selama ini,” jelasnya.

 

Acara ini juga dipuput oleh tujuh sulinggih yang berasal dari semua soroh dan pasemetonan di Bali.

 

“Keberadaan para pinadita dari berbagai soroh ini diharapkan akan memberikan nilai sakral dan keberagaman pada acara ini,” jelas aktivis mahasiswa Hindu ini.

 

Dalam acara ini juga ditampilkan wayang sapu leger, topeng, bondres dan tari-tarian lainnya.

 

Untuk dana pelaksanaan acara berasal dari punia peserta dan sumbangan dari para donatur yang peduli pada kegiatan keumatan yang digelar PHDI Kota Denpasar ini.

 

“Para peserta berpunia seikhlasnya yang menjadi yadnya bagi anak yang diupacarai dan besarannya tidak ditentukan. Bahkan mohon maaf, ada yang berdana punia 20 ribu kami terima,” ujarnya.

 

Selebihnya, pendanaan acara berasal dari para donatur dan punia para Pengurus PHDI Kota Denpasar.

 

Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak memberi apresiasi kepada Pengurus PHDI Kota Denpasar yang telah sukses memberi pelayanan kepada umat.

 

Hal ini sejalan dengan visi PHDI yakni mewujudkan umat yang Sejahtera sekala dan niskala.

 

Pelaksanaan upacara ini menurutnya sangat tepat dilaksanakan bertepatan dengan Tumpek Wayang.

 

Karena dalam beberapa naskah lontar, saat ini merupakan hari pemujaan Bhatara Siwa yang memberikan keheningan pada pikiran.

 

“Dalam acara ini juga peserta akan diberikan pemahaman makna dan arti upacara yang dilakukan tidak sekadar ikut-ikutan,” katanya.

 

Kenak menambahkan, dengan adanya upacara massal ini tak mengurangi makna dari upacara tersebut.

 

Dan sebaliknya hal ini bisa dimaknai sebagai sifat saling tolong menolong dan saling membantu dengan adanya punia.

 

Melalui upacara ini, Kenak berharap generasi muda semakin cerdas dan berdaya saing secara intelektual dan spiritual.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: