DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Putu Indra Pratama, atau yang lebih dikenal dengan nama Bolo, kembali mencuri perhatian sebagai musisi asal Denpasar yang tak pernah lelah berkarya. Setelah meniti perjalanan panjang bersama Leeyonk Sinatra dan sempat berkolaborasi dengan The Stroms, kini ia memilih jalur solo sejak Maret 2025. Langkah ini bukan sekadar perubahan arah, melainkan cerminan dari kebutuhannya untuk mengekspresikan diri tanpa batas.
“Solo itu seperti kanvas kosong buatku. Aku bisa menuangkan emosi, ide, dan cerita tanpa terikat genre atau tema tertentu. Ini Bolo dalam versi paling jujur,” ungkap pria yang akrab disapa ayah dua anak ini melalui pesan singkat pada Kamis, 3 April 2025.
Sebagai pembuka perjalanan barunya, Bolo merilis single bertajuk Hujan pada 31 Maret 2025. Lagu ini tersedia di berbagai platform digital, lengkap dengan video lirik yang bisa disaksikan di kanal YouTube Bolo Timpalsederhana. Menurutnya, Hujan bukan sekadar lagu, tapi sebuah kisah cinta yang pupus, dibalut nuansa nostalgia. “Hujan itu seperti jendela ke masa lalu. Ia membawa kita pada kenangan yang kadang manis, kadang perih,” tuturnya.
Keseriusan di Jalur Solo
Bolo tampak tak main-main dengan proyek solonya. Ia mengaku telah menyiapkan sederet materi baru yang siap dirilis dalam waktu dekat. “Ada lagu-lagu seperti Hutang, Bobot Tohin, Benyah, Hidup itu Anugerah, sampai Rahinan Kal Teka. Semuanya sudah dalam tahap penyelesaian,” jelasnya. Deretan judul ini menjanjikan warna musik yang segar, berbeda dari karya-karyanya sebelumnya.
Tak hanya soal karya, Bolo juga berharap mendapat dukungan penuh dari penikmat musik, khususnya di Bali. “Support dari teman-teman sangat berarti. Aku yakin materi solo ini bakal terasa lebih hidup dan punya karakter yang kuat,” ujarnya penuh semangat.
Jejak Musik Bolo
Perjalanan musik Bolo dimulai sejak 2003, sebelum akhirnya ia melangkah ke ranah profesional pada 2006 bersama Leeyonk Sinatra. Saat itu, ia membawa nuansa punk rock berbahasa Bali yang kental. Menariknya, nama Sinatra diambil dari anak pertamanya, Gede Oka Sinatra, sebagai sentuhan personal dalam kariernya.
Pada 2013, Bolo tak hanya berkutat di musik. Ia merambah dunia bisnis dengan membuka Castro Coffee Shop. Dari sanalah ia bertemu Jigho dan Yudi Darmawan, dua pelanggan yang akhirnya menjadi rekan seperjuangan di Leeyonk Sinatra. Kolaborasi ini menandai formasi keempat grup tersebut, sekaligus mengubah arah musik mereka menjadi lebih beragam.
Lalu pada 2020, Bolo menjajal kolaborasi baru bersama The Stroms, membentuk Bolo and The Stroms. Proyek ini juga menghasilkan beberapa karya yang cukup dikenal. Kini, di 2025, ia kembali ke titik awal: berdiri sendiri, dengan hujan sebagai saksi curahan hatinya.
Dengan langkah barunya ini, Bolo tak hanya menawarkan musik, tapi juga cerita hidup yang dekat dengan hati pendengar. Single Hujan menjadi bukti bahwa emosi dan kenangan bisa abadi dalam nada. Tunggu saja gebrakan berikutnya dari musisi Bali yang satu ini!
***