Gianyar, Balikonten.com – Jumlah pengunjung di Bali Safari Park berangsur meningkat di tengah perubahan perilaku masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Suasana itu umumnya terjadi ada akhir pekan, yang didominasi rombongan wisatawan domestik maupun masyarakat lokal Bali.
Sejalan dengan peningkatan jumlah pengunjung, pengelola semakin meningkatkan intensitas protokol kesehatan, utamanya mengenakan masker. Selain perubahan perilaku tersebut, kunjungan juga didukung oleh kehadiran bayi Hyena yang diberi nama Mooi yang lahir seminggu lalu.
Kelahiran bayi Hyena itu, disambut gembira oleh pengelola. Lebih dari itu, kelahiran bayi Hyena menjadi salah satu indikator berjalannya peran dan fungsi Bali Safari Park sebagai lembaga konservasi pertama di Bali. Hal tersebut diutarakan Thomas Colbert, General Manager Bali Safari Park, belum lama ini.
“Kegembiraan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sebab, kami sebagai lembaga konservasi telah berhasil mengembangbiakkan satwa unik ini untuk pertama kalinya di Bali atau mungkin bahkan di Indonesia. Terlebih lagi, di saat kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini,” ungkap Thomas.
Keberhasilan pengembangbiakkan hyena ini, kata dia, juga berkat dukungan masyarakat yang selalu mendukung kegiatan konservasi satwa di Bali Safari Park, baik berupa donasi melalui program #kitacintasatwa, maupun kunjungan. Dia berharap, kehadiran Mooi dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.
“Kami mengajak pengunjung untuk sama-sama melihat bayi Hyena ini. Tenang saja, tim Bali Safari menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat serta seluruh area kami desinfektan selalu demi keamanan dan kenyamanan pengunjung,” tambah Thomas.
Daniel Thian, Head of Digital Marketing Taman Safari Indonesia Group menambahkan, #kitacintasatwa merupakan ajakan dari Taman Safari Indonesia (TSI) Group kepada masyarakat yang ingin berdonasi dan mendukung kegiatan konservasi satwa.
Program ini diluncurkan sejak awal pandemi Covid-19 dan masih berlangsung hingga sekarang. Sementara, Asisten Kurator Bali Safari Park, Nyoman Suartawan menambahkan, pihaknya berharap akan ada lagi kelahiran satwa-satwa di Bali Safari park, baik satwa endemik Indonesia maupun manca negara.
Mooi kini dirawat secara intensif oleh tim dokter. Menurut drh. Yohana Kusumaningtyas, dokter hewan senior Bali Safari, setelah enam hari sejak kelahiran, susu dari sang induk, Manama, tidak mencukupi kebutuhan Mooi. Oleh karena itu, sebagai penggantinya baby Mooi mendapat asupan susu formula setiap empat jam sekali.
Takaran susu formula lantas disesuaikan dengan pertumbuhan dan hasil timbangan berat tubuh Moii setiap hari. Setelah 2 minggu sejak lahir, kedua mata baby Mooi sudah terbuka. Seminggu kemudian, giginya mulai tumbuh dan ia sudah belajar berjalan. (801)