18/09/2025

Mengenal Kartika Sari Dewi Soekarno, Putri Bung Karno yang Memilih Jalan Berdampak

Kartika Sari Dewi Soekarno, nama yang tak asing di telinga publik Indonesia, kerap mencuri perhatian sebagai putri dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno. Meski menyandang nama besar, Kartika memilih menjalani kehidupan yang lebih tertutup, fokus berkarier di kancah internasional, dan mendedikasikan dirinya untuk dunia sosial serta pendidikan anak-anak melalui yayasan yang didirikannya. Jejak Keluarga dan Latar Belakang Kartika Lahir dengan nama lengkap Karina Kartika Sari Dewi Soekarno pada 11 Maret 1967 di Tokyo, Jepang, Kartika adalah buah hati dari pernikahan Soekarno dengan Ratna Sari Dewi, atau yang dikenal sebagai Dewi Soekarno, wanita asal Jepang bernama asli Naoko Nemoto. Sebagai keturunan langsung Bung Karno, Kartika tak lepas dari sorotan media, meski hubungannya dengan sang ayah terbilang terbatas. Situasi politik pada masa itu membuatnya hanya sekali bertemu langsung dengan Soekarno saat masih bayi, meninggalkan cerita keluarga yang penuh dinamika. Kartika sering menjadi perbincangan, terutama saat ia berziarah ke makam Bung Karno di Blitar bersama anaknya. Momen ini selalu menyedot perhatian media, mengingat jarangnya Kartika tampil di publik dan nuansa emosional yang mewarnai kunjungan tersebut. Tak hanya itu, Kartika juga pernah menyampaikan pandangannya tentang kondisi bangsa yang menurutnya memprihatinkan, menambah dimensi baru pada peran publiknya. Kehidupan Pribadi yang Penuh Warna Di samping kiprahnya di dunia sosial, kehidupan pribadi Kartika tak kalah menarik. Pada 2005, ia menikah dengan Frits Frederik Seegers, seorang pria asal Belanda. Namun, kebahagiaan keluarga mereka diuji ketika Frits meninggal dunia di Bali pada 2021. Pasca kehilangan tersebut, Kartika semakin menjaga privasi keluarganya, meski tetap aktif mengelola yayasan pendidikan dan sesekali kembali ke Indonesia untuk menjalankan misi sosialnya. Warisan Bung Karno dalam Karya Nyata Kartika Sari Dewi Soekarno menunjukkan wajah lain dari warisan seorang tokoh besar seperti Bung Karno. Alih-alih terjebak dalam sorotan publik, ia memilih jalur yang lebih senyap namun bermakna. Dengan mendirikan yayasan pendidikan anak-anak, Kartika berupaya memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Kiprahnya di kancah internasional juga memperlihatkan bagaimana ia menjalani hidup dengan cara yang berbeda, namun tetap membawa nama besar keluarganya dengan penuh makna. Meski jarang berbicara di depan publik, setiap kemunculan Kartika—baik saat berziarah ke makam ayahnya maupun saat menyampaikan pandangan tentang bangsa—selalu meninggalkan kesan mendalam. Ia adalah bukti bahwa warisan seorang pemimpin besar dapat diteruskan melalui tindakan nyata yang berfokus pada kebaikan bersama.

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Kartika Sari Dewi Soekarno, nama yang tak asing di telinga publik Indonesia, kerap mencuri perhatian sebagai putri dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno. Meski menyandang nama besar, Kartika memilih menjalani kehidupan yang lebih tertutup, fokus berkarier di kancah internasional, dan mendedikasikan dirinya untuk dunia sosial serta pendidikan anak-anak melalui yayasan yang didirikannya.

Jejak Keluarga dan Latar Belakang Kartika

Lahir dengan nama lengkap Karina Kartika Sari Dewi Soekarno pada 11 Maret 1967 di Tokyo, Jepang, Kartika adalah buah hati dari pernikahan Soekarno dengan Ratna Sari Dewi, atau yang dikenal sebagai Dewi Soekarno, wanita asal Jepang bernama asli Naoko Nemoto. Sebagai keturunan langsung Bung Karno, Kartika tak lepas dari sorotan media, meski hubungannya dengan sang ayah terbilang terbatas. Situasi politik pada masa itu membuatnya hanya sekali bertemu langsung dengan Soekarno saat masih bayi, meninggalkan cerita keluarga yang penuh dinamika.

Kartika sering menjadi perbincangan, terutama saat ia berziarah ke makam Bung Karno di Blitar bersama anaknya. Momen ini selalu menyedot perhatian media, mengingat jarangnya Kartika tampil di publik dan nuansa emosional yang mewarnai kunjungan tersebut. Tak hanya itu, Kartika juga pernah menyampaikan pandangannya tentang kondisi bangsa yang menurutnya memprihatinkan, menambah dimensi baru pada peran publiknya.

Kehidupan Pribadi yang Penuh Warna

Di samping kiprahnya di dunia sosial, kehidupan pribadi Kartika tak kalah menarik. Pada 2005, ia menikah dengan Frits Frederik Seegers, seorang pria asal Belanda. Namun, kebahagiaan keluarga mereka diuji ketika Frits meninggal dunia di Bali pada 2021. Pasca kehilangan tersebut, Kartika semakin menjaga privasi keluarganya, meski tetap aktif mengelola yayasan pendidikan dan sesekali kembali ke Indonesia untuk menjalankan misi sosialnya.

Warisan Bung Karno dalam Karya Nyata

Kartika Sari Dewi Soekarno menunjukkan wajah lain dari warisan seorang tokoh besar seperti Bung Karno. Alih-alih terjebak dalam sorotan publik, ia memilih jalur yang lebih senyap namun bermakna. Dengan mendirikan yayasan pendidikan anak-anak, Kartika berupaya memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Kiprahnya di kancah internasional juga memperlihatkan bagaimana ia menjalani hidup dengan cara yang berbeda, namun tetap membawa nama besar keluarganya dengan penuh makna.

Meski jarang berbicara di depan publik, setiap kemunculan Kartika—baik saat berziarah ke makam ayahnya maupun saat menyampaikan pandangan tentang bangsa—selalu meninggalkan kesan mendalam. Ia adalah bukti bahwa warisan seorang pemimpin besar dapat diteruskan melalui tindakan nyata yang berfokus pada kebaikan bersama.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!