17/11/2025

Panca Tirta Pura Ponjok Batu: Keunikan Mata Air Suci untuk Melukat dan Nunas Tamba

melukat di pura ponjok batu untuk melukat menghilangkan penyakit non medis dan kelancaran rezeki

Pura Ponjok Batu di Buleleng/ Google Maps/ Balikonten

BULELENG, BALIKONTEN.COM – Pura Ponjok Batu, sebuah tempat suci yang terletak di pesisir pantai Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, dikenal sebagai salah satu destinasi spiritual utama bagi umat Hindu di Pulau Dewata. Pura ini bukan hanya tempat sembahyang, tetapi juga menyimpan keunikan berupa lima mata air suci yang disebut panca tirta. Mata air ini kerap digunakan untuk ritual melukat (penyucian diri) dan nunas tamba (memohon kesembuhan serta rezeki).

Menurut Jro Mangku Nyoman Parsa, pengelola Pura Ponjok Batu, panca tirta terletak di area yang disebut campuhan, tepat di tepi pantai. Istilah campuhan merujuk pada percampuran lima sumber mata air yang berasal dari tempat berbeda, masing-masing mewakili lima penjuru mata angin. Keempat mata air dipercaya bersumber dari gunung-gunung suci di Indonesia, yaitu Gunung Batur, Gunung Beratan Tamblingan, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani, sementara satu lainnya berasal dari air laut.

“Di sini dikenal sebagai pecampuhan, tempat bertemunya lima mata air suci. Empat di antaranya muncul dari bawah bebatuan dan pasir, dipercaya berasal dari Gunung Batur, Gunung Beratan, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani, sedangkan satu lagi dari air laut,” ungkap Jro Mangku Nyoman Parsa dalam sebuah wawancara.

Banyak umat Hindu yang datang ke Pura Ponjok Batu untuk melaksanakan ritual melukat dengan berbagai tujuan, salah satunya untuk nunas ubad atau memohon kesembuhan dari penyakit nonmedis. Tidak jarang, mereka yang melukat di panca tirta mengalami pengalaman unik, seperti muntah darah, kesulitan membedakan rasa air asin dan tawar, hingga mengeluarkan benda asing seperti jarum dari mulut. Banyak pula yang merasakan kesembuhan setelah menjalani ritual ini.

Untuk mengikuti ritual melukat di Pura Ponjok Batu, tidak ada biaya yang dikenakan. Namun, pemedek diwajibkan membawa banten pejati sebagai sarana persembahyangan sebelum memulai ritual. Selain panca tirta, pura ini juga memiliki tirta pasupati atau toya kelebutan, air suci yang digunakan dalam upacara seperti pembersihan pratima atau prosesi pasca-ngaben.

“Sebelum melukat, pemedek harus sembahyang terlebih dahulu dengan membawa banten pejati. Selain panca tirta, kami juga memiliki tirta pasupati untuk keperluan upacara tertentu,” jelas Jro Mangku Parsa.

Dengan keunikan panca tirta dan nilai spiritualnya, Pura Ponjok Batu terus menjadi tujuan utama bagi mereka yang mencari penyucian diri dan berkah di Bali. Lokasinya yang berada di tepi pantai dengan panorama alam yang indah semakin menambah daya tarik tempat suci ini.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE