DENPASAR, BALIKONTEN.COM – IPB Internasional turut serta membangun kesejahteraan petani, salah satu dengan melakukan pengabdian masyarakat di Desa Petiga, Kecamatan Marga, Tabanan.
Ketua pengabdian dengan skim PIPK IPB Internasional, Prof. Dr. Wayan Eka Mahendra menyebut, ini merupakan program yang didedikasikan kepada masyarakat, serta sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Di Desa Petiga, PIPK IPB Internasional menawarkan solusi untuk pemasaran produk pertanian yang dihasilkan petani di Petiga, khususnya pembuatan pupuk kompos dan bio urine.
Pengabdian ini dirangkum dalam laporan yang berjudul PIPK Petani Tanaman Hias Desa Petiga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
“Sejak tahun 2016 Desa Petiga ditetapkan sebagai lokasi pembangunan kawasan pedesaan yang merupakan kawasan pedesaan prioritas nasional (KPPN). Ini membuat kami ingin melakukan pengabdian di Desa Petiga,” ungkap Eka Mahendra yang juga Ketua LPPM IPB Internasional.
Eka Mahendra menerangkan, Petiga dikenal dengan desa agropolitan tanaman hias karena hampir 90% penduduknya bermata pencaharian utama menjadi petani tanaman hias. Desa Petiga memiliki luas wilayah 281 hektar, dengan 89% (250 hektar) merupakan lahan pertanian dan sisanya 11% (31 hektar) ladang.
Jumlah penduduk 1.801 orang (923 laki-laki dan 878 perempuan) yang terbagi menjadi 573 KK. Tersebar ke dalam tiga dusun, yaitu: Semingan, Petiga Kangin, dan Belanban.
Program PIPK ini berusaha memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh mitra, yaitu: Mitra 1 kelompok tani Tanaman Hias Guna Sari, Mitra 2 KWT Mekar Sari, Mitra 3 Kelompok Simatri Sekar Pasti Wangi, dan Mitra 4 Koperasi Guna Sari.
Permasalahanya adalah bidang produksi, yaitu Bagaimana meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar, melalui penataan stok pembibitan dan media tanam, produksi pupuk kompos kotoran sapi dan sisa pakan, serta menyediakan alat-alat produksi berupa teknologi tepat guna (TTG),
Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi: PALS (participatory action learning system), Enthrepreneurship Capasity Building (ECB), Technology Transfer (TT), serta menerapkan Teknologi Tepat Guna (TTG), persuasif, dan edukatif.
“Evaluasi pelaksanaan program dengan target terjadi peningkatan level keberdayaan mitra, produktivitas usaha tanaman hias meningkat, dan pendapatan petani meningkat melaui penjualan tanaman hias, kompos, sayur mayur, dan bio urine,” ungkap Eka Mahendra.
Laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu syarat kelengkapan berkas pengabdian kepada masyarakat Direktorat AVTP (Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi) yang memberikan pendanaan untuk kegiatan ini.
Dalam menuntaskan pengabdian ini, Eka Mahendra melibatkan empat anggota lainnya, yakni I Made Darsana, I Gede N. Suta Waisnawa, N Putri Sumaryani, dan I Made Citra Wibawa.
“Kami bangga bisa memberi pilihan solusi bagi petani di Petiga. Harapan kami semoga petani setempat bisa terbantu dengan metode pemasaran yang kami tawarkan. Terlebih, metode ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkasnya.
Di sisi lain, para petani sangat merasa terbantu dengan kegiatan ini. Kemampuan, skil, dan pengetahuan petani dalam produksi tanaman hias, sampai pemasaran mengalami peningkatan.
I Made Pasek” ketua Simantri Sekar Parti Wangi Petiga menyebut, pembuatan pupuk kompos kelompok simatri sangat terbantu, karena selama ini kotoran sapi yang dihasilkan terbuang sempurna.
Melalui PIPK petani diberikan pelatihan pembuatan kompos, bio urin, pembuatan sarana pendukung berupa tempat pengering, serta pengadaan mesin pencacah.
“Kami berharap kegiatan ini agar terus dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya, karena petani merasa sangat terbantu dan mendapatkan ilmu-ilmu baru,” ungkap Pasek.
Rektor IPB Internasional juga sangat mendukung kegiatan ini, dan memberikan bantuan in kind kepada tim pengabdian. Selain itu, IPB Internasional telah membuat MoU dengan Desa Petiga, dalam penyelanggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. (red)