DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Berita duka datang dari dunia bisnis dimana sosok visioner dan sekaligus orang yang ada di balik Teh Botol Sosro meninggal dunia pada usianya yang ke-96. Dalam artikel ini akan dibahas secara singkat tentang profil Soegiharto Sosrodjojo Teh botol Sosro sebagaimana dirangkum dari beragam sumber.
Soegiharto Sosrodjojo: Visioner di Balik Teh Botol Sosro yang Mengubah Industri Minuman
Kabar duka menyelimuti dunia bisnis Indonesia. Soegiharto Sosrodjojo, pendiri Tehbotol Sosro dan Rekso Group, berpulang pada Jumat, 24 Januari 2025, di usia 96 tahun. Sosoknya dikenal luas sebagai inovator yang membawa perubahan besar dalam industri minuman siap saji, sekaligus tokoh penting di balik kesuksesan brand ikonik Indonesia.
Lahir di Slawi, Jawa Tengah, pada 23 November 1929, Soegiharto adalah anak keenam dari sepuluh bersaudara. Sejak muda, ia sudah terlibat dalam bisnis keluarga yang memproduksi teh wangi, Teh Cap Botol. Filosofi hidupnya yang sederhana namun bermakna, “Niat Baik Hasil Baik,” menjadi pedoman yang mengarahkan perjalanan kariernya hingga mampu menciptakan produk teh dalam kemasan botol pertama di dunia, Tehbotol Sosro.
Awal Karier: Dari Slawi ke Jakarta
Perjalanan Soegiharto dimulai dari kota kecil Slawi. Keluarga Sosrodjojo telah memulai bisnis teh sejak 1940, dan pada 1958, mereka mengambil langkah berani dengan pindah ke Jakarta untuk memperluas pasar. Tantangan besar menanti, mulai dari persaingan pasar hingga logistik yang rumit.
Untuk memperkenalkan produk mereka, keluarga Sosrodjojo menggunakan pendekatan unik, seperti metode promosi “Cicip Rasa.” Namun, inovasi besar muncul ketika Soegiharto memutuskan untuk mengemas teh dalam botol kaca bekas kecap dan limun. Langkah sederhana ini menjadi titik balik penting yang melahirkan Tehbotol Sosro pada 1969.
Tehbotol Sosro: Ikon Minuman Siap Saji
Tehbotol Sosro menjadi pionir teh siap minum dalam botol, menjadikannya produk inovatif yang langsung menarik perhatian konsumen. Kepraktisannya tidak hanya diterima di pasar domestik tetapi juga membuka jalan menuju pasar internasional. Pada 1974, pabrik pertama PT Sinar Sosro didirikan di Bandung, memungkinkan produksi dalam skala besar. Hingga kini, Tehbotol Sosro telah diekspor ke lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Kesuksesan Tehbotol Sosro menjadi bukti visi Soegiharto dalam memahami kebutuhan pasar modern. Produknya bukan sekadar minuman, tetapi juga simbol kebanggaan Indonesia di kancah global.
Rekso Group: Diversifikasi Bisnis dan Ekspansi Global
Di bawah kepemimpinan Soegiharto, Rekso Group tumbuh menjadi salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia. Selain PT Sinar Sosro, grup ini mencakup berbagai sektor, seperti produksi teh hitam dan hijau melalui PT Gunung Slamat, hingga bisnis makanan cepat saji melalui PT Rekso Nasional Food (RNF) yang memegang hak waralaba McDonald’s di Indonesia.
Dengan lebih dari 11 pabrik, 8.000 karyawan, dan distribusi produk ke berbagai negara, Rekso Group terus menunjukkan kekuatan diversifikasi bisnis yang solid. Selain itu, grup ini juga merambah sektor properti dan pengemasan, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri.
Keluarga sebagai Penerus Warisan
Setelah meninggalkan warisan besar, kelima anak Soegiharto mengambil peran penting dalam mengelola bisnis keluarga. Peter Soekianto memimpin PT Sinar Sosro, sementara Sukowati Sosrodjojo mengelola McDonald’s Indonesia dan proyek resor mewah di Bali. Anak-anak lainnya, seperti Joseph Soewito, Richard S., dan Kurniati, juga memegang kendali di berbagai lini bisnis grup, mulai dari air mineral hingga kecantikan.
Filosofi Hidup yang Menginspirasi
Di balik kesuksesannya, Soegiharto selalu menjunjung tinggi filosofi “Niat Baik Hasil Baik.” Prinsip ini tidak hanya menjadi landasan bisnis tetapi juga inspirasi bagi banyak pengusaha muda. Melalui Tehbotol Sosro, ia membuktikan bahwa inovasi, kerja keras, dan niat baik dapat membawa dampak besar, bahkan di kancah internasional.
Mengenang Soegiharto Sosrodjojo
Kisah hidup Soegiharto Sosrodjojo bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang keberanian untuk bermimpi besar dan tekad untuk mewujudkannya. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi dunia bisnis Indonesia, tetapi warisannya akan terus hidup melalui produk, nilai-nilai, dan inspirasi yang ia tinggalkan. ****
