Tekan Laju Penurunan Ekonomi Bali, BI Usulkan Lima Alternatif

 Tekan Laju Penurunan Ekonomi Bali, BI Usulkan Lima Alternatif

Denpasar, Balikonten.com – Ditundanya penerapan skema penerimaan wisatawan asing, dipastikan memengaruhi rencana besar pemulihan perekonimian . Menyikapi kondisi itu, menyediakan lima solusi alternatif.

Solusi itu bertujuan menahan laju penurunan perekonomian Bali selama 2020. Itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, kepada Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Selasa (25/8).

Solusi ini antara lain, relaksasi PSBB provinsi dan kabupaten/kota secara bertahap dengan memperhatikan protokol . Percepatan absorpsi belanja pemerintah. Pembukaan sektor ekonomi utama dengan disiplin protokol .

Digitalisasi UMKM dan Mendorong Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Serta Akeselerasi bank ke sektor riil dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian. “Diperlukan koordinasi kebijakan untuk mendorong sektor perekonomian yang produktif dan aman, namun memiliki risiko Covid-19 yang rendah,” ujarnya.

Sektor itu meliputi pertanian, pangan, dan peternakan. Mengenai perekonomian Bali saat ini, memasuki tatanan kebidupan era baru di triwulan ke III pada Juli 2020, kredit Bali mulai menunjukan peningkatan.

Terdiri dari peningkatan kredit bersumber dari kerja 4.94 persen yoy dan investasi 32.43 persen yoy. Dari sisi Lapangan Usaha bersumber dari kredit perdagangan 4.94 persen yoy dan akomodasi makan dan minum 9.08 persen yoy.

“Dengan demikian resiko kredit secara keseluruhan sedikit meningkat namun masih berada dibawah treshhold. Namun dari sisi Lapangan Usaha, resiko kredit konstruksi meningkat cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian, begitu pula pada yang akan ada pergerakan namun masih lerlu perhatian,” bebernya.

Dirut Bank Pembangunan Daerah Bali, yang turut hadir dalam pertemuan itu mengatakan, pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan penempatan uang negara (PUN), Bank BPD Bali telah menyesuaikan suku bunga kredit. “Itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya sektor riil dan konsumtif walaupun masih di lokal Bali,” ujarnya. (801)

 

BACA JUGA:  Rektor ITB Achmad Dahlan : "KTT AIS Jadi Ajang Keindahan dan Keistimewaan Indonesia"

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!