DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Indonesia tidak hanya dikenal kaya akan repah-rempahnya, namun negara kepulauan ini juga memiliki banyak jenis pangan yang dapat menambah variasi cita rasa. Misalnya, makanan yang berasal dari bunga, Ya! Bunga ternyata ada yang bisa dimakan atau edible flowers menjadi pangan alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk menambah kekhasan kuliner nusantara. Tidak hanya sebagai pangan alternatif, edible flowers juga dimanfaatkan untuk menambah estetika saat plating hingga bermafaat bagi kesehatan tubuh.
Apa itu Edible Flowers?
Edible Flowers merupakan jenis bunga yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Jenis bunga ini juga digunakan sebagai penambah rasa pada suatu makanan dan tentunya jenis edible elowers terbebas dari pestisida dan bisa dibudidayakan dengan organik.
Sejarah Edible Flowers
Edible flowers sendiri memiliki sejarah panjang sekitar seratus juta tahun yang lalu, bunga-bunga muncul di bumi. Nenek moyang paling awal secara hati-hati mengklafisikasikan bunga yang dapat digunakan sebagai obat herbal, bunga yang beracun, hingga bunga yang dapat menjadi sumber makanan.
Banyak teks kuno yang menyebutkan bunga yang bisa dimakan. Herbal Sumeria mencatat praktik menanam bunga crocus sudah dilakukan sekitar 2500 SM untuk mendapatkan benang sari yang berharga.
[irp]
Sumber kuno lainnya dari Papirus Ebers, dokumen Mesir yang berasal dari tahun 1550 SM, menyebutkan bunga teratai dan lili air yang dibudayakan di taman. Tidak hanya untuk digunakan di dapur, namun sebagai persembahan makanan bagi raja yang telah meninggal di akhirat. Sementara itu, orang Yunani Kuno membudidayakan dan memakan bunga lain termasuk anyelir dan teratai.
Salah satu teks kuno menarik lainnya menyebutkan bunga yang dapat dimakan berasal dari Roma. Teks tersebut dikaitkan dengan ahli gastronomi Romawi abad pertama dan pecinta kemewahan, Marcus Gavius Apicius. Cookery and Dining in Imperial Rome adalah kumpulan resep Romawi yang dirancang untuk digunakan di dapur.
Ini adalah salah satu buku masak paling awal di dunia. Apicus mengutip resep-resep yang mencakup nasturtium, bunga adas, dan saffron sebagai rempah-rempah penting yang harus ada. Di dalamnya juga ada resep untuk vermouth Romawi yang berisi saffron, mawar, anggur ungu, mawar pai, puding mawar.
[irp]
Bangsa Romawi Kuno juga menggunakan bunga calendula atau yang dikenal dengan pot marigold. Calendula diperkiraan dapat menyebabkan efek samping pada zaman itu. Misalnya, membuat orang yang makan mengantuk, memberi orang yang makan kekuatan untuk melihat peri. Pada masa itu, celendula dapat dicampur dengan cuka dan digunakan dalam salad atau pengawet atau untuk membumbui daging.
Di Asia sendiri, sejak zaman Neolitikum, edible flowers seperti daylili dan krisan sudah populer di Tiongkok. Pada saat itu, bunga teratai sudah populer karena dipercaya dapat membuat panjang umur.
Sementara itu, edible flowers, merupakan bagian penting dari praktik Ayurveda (sistem pengobatan tradisional Hindu). Salah satu catatan penting terkait edible flowers bisa kita temukan dalam naskah Ramayana. Saat itu, Rama dan Sita menjadi diasingkan ke hutan dan mereka dijamu dengan umbi dan edible flowers.
[irp]
Di Indonesia sendiri, banyak edible flowers yang sering dimanfaatkan. Bunga tersebut dimakan secara mentah, dijadikan lalapan untuk menggantikan sayur umum lainnya atau dicampur dalam salad, untuk kue, teh, dan koktail.
Bunga marigold, kamomil, mawar, lavender, telang, kembang sepatu, melati, bunga basil,memiliki rasa yang khas dan juga manfaat yang berbeda untuk tubuh. Cita rasa edible flowers pun beragam. Mulai dari pedas, manis, pedas, beraroma kuat, tidak berasa tetapi berlendir.
Bunga tersebur bermanfaat sebagai vitamin dan antioksidan. Persiapan khusus yang bisa dilakukan sebelum mengolah edible flowers, yakni mencuci dengan perlahan. Edible flowers adalah salah satu makanan paling lembut dan perlu kehati-hatian dalam mengolahnya. Bunga dibilas dengan air dingin dan mengibaskan sisa air secara perlahan.
[irp]
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, sebaiknya menggunakan bunga yang baru dipetik atau bisa juga dengan memanennya beserta batangnya dan menaruhnya di dalam vas berisi air.
Jika ingin menyimpannya di kulkas, bunga bisa disimpan dalam kotak yang berasalkan tisu. Bunga akan awet hingga empat hingga lima hari. Edible flowers dapat diolah menjadi berbagai sajian. Untuk mencobanya, kita bisa mencoba menggunakan resep-resep ini.
Resep-resep edible flower.
1. Sweet Dressing untuk Salad Bunga (316 ml)
Bahan-Bahan:
- 177ml minyak sayur ringan seperti minyak safflower
- 79 ml madu
- 59 ml jus lemon segar
Cara penyajian:
Masukkan semua bahan-bahan di atas ke dalam blender selama 10 detik. Sisa campuran dimasukan ke kulkas dan bisa disimpan selama 1 minggu.
[irp]
2. Salad Bunga Basil (4 mangkuk)
Bahan-Bahan:
- 1 buah selada romaine
- 1 buah alpukat
- 59 ml keju parmesan yang diparut
- Segenggam bunga basil
- Minyak dan cuka
[irp]
Cara penyajian:
- Cuci salad dan potong kecil-kecil
- Kupas dan potong-potong daging alpukat
- Taburkan keju parmesan ke dalam wadah
- Masukan bunga basil
- Campurkan semua bahan di mangkok saji
- Sajikan dengan salad dressing
[irp]
3. Teh Kembang Sepatu (1 sajian)
Bahan-Bahan:
- 5 ml bunga kembang sepatu kering
- 237 air panas
- Madu (sesuai selera)
Cara Penyajian:
- Masukkan kembang sepatu kering ke dalam teaopot.
- Tuangkan air panas ke dalam teapot tersebut.
- Diamkan selama 1 sampai 2 menit agar kandungan bunga dan air panas tercampur merata.
- Tuangkan teh ke gelas dan campurkan dengan madu
- Sajikan selagi panas
Jangan lupa mencoba edible flowers¸ kreasikan resepnya, dan tetap berhati-hati dalam memilih bunganya.
***