Denpasar, Balikonten.com – Hutan di Bali memiliki nilai penting dan mendalam bagi kehidupan manusia di Bali. Maka keberadaannya harus dijaga, baik dari sisi sekala maupun niskala.
Pesan itu disampaikan Sanggar Seni Maha Gita Dwijendra yang tampil dalam gelaran Bulan Bahasa Bali 2021 pada Sabtu (20/2). Selain menjadi sumber oksigen, hutan Bali secara niskala dijaga oleh pasukan Bhatari Melanting atau sumber kehidupan.
Koreografer Ida Ayu Novita Yogan Dewi menerangkan, kisah dalam tarian itu mengangkat Kisah Bhatari Melanting di hutan sisi Barat Pulau Bali yang ada dalam Babad Brahmana Catur dan Dwijendra Tattwa.
Fragmentari ini melibatkan 38 orang seniman tari, tabuh dan seorang dalang. Semua kisah itu dibeberkan secara gamlang melalui gerak tari yang ritmis dan indah. Selain mengutamakan ekpresi dari setiap penari, pola lantai juga diolah apik, sehingga membuat garapan itu menjadi lebih indah.
Dewi menerangkan sesolahan itu menyajikan dinamika yang kuat, sehingga klimaks dari cerita yang diangkat seakan memberi rasa tegang, namun kembali syahdu.
Ayu Novita yang juga sebagai Pembina Seni Tari di Universitas Dwijendra itu menambahkan, inti dari sesolahan ini, yakni penganugrahan yang diberikan oleh Dang Hyang Nirartha kepada putrinya sebagai Bhatari Melanting.
Maka, sebagai iringan yang dapat memberikan nuansa relegi yaitu Gamelan Semarapagulingan. Dalam penyajiannya, tidak ada tambahan musik lainnya, namun dibantu seorang dalang untuk mempertegas maksud dan pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat penikmat.
Untuk iringan tabuh, dipercayakan kepada Komposer I Gede Yusma Hanggara Putra. “Apalagi, saat ini dimasa pandemi, situasi ekonomi serba sulit masyaralat perlu diingatkan untuk tetap menjaga hutan tetap lestari, sehingga sumber-sumber air juga terjaga,” tutup Dewi. (801)