DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Menekan kenaikan angka stunting di Bali menjadi salah satu persoalan yang diperhatikan oleh Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
Hal ini dibahas dalam pertemua PJ Gubernur bersama Kepala Organisasi Perangkat Daerah, pada Senin 11 September 2023 di Kantornya.
Hal ini turut mendapat apresiasi dari salah satu tokoh perempuan di Denpasar, yakni Anak Agung Istri Paramita Dewi. Bakal Caleg DPRD Provinsi Bali ini juga cukup serius menangani Stunting.
[irp]
“Saya ikut senang, pencegahan Stunting menjadi salah satu atensi dari PJ Gubernur. Pencegahan stunting ini memang jadi konsen Presiden Joko Widodo,” ungkapnya.
Agung Paramita Dewi dengan julukan APD ini gencar melakukan sosialisasi pencegahan Stunting di Kota Denpasar ke banjar-banjar. Kegiatan ini melibatkan Ahli Gizi tingkat Puskesmas hingga Ahli Gizi dari Poltekkes Bali.
[irp]
Berdasarkan data yang dihimpun, Provinsi Bali cukup baik dalam menekan angka stunting. Prevalensi stunting Tahun 2022 (8,0%) telah melampaui target yang ditetapkan untuk Provinsi Bali yaitu (9,28%). Ini adalah persentase terendah di Indonesia.
Sementara itu Kepala BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih mengatakan prevalensi angka stunting di Kota Denpasar selama tiga tahun berturut-turut mengalami penurunan yakni pada 2020 sebesar 14,48%, kemudian turun menjadi 9 persen pada 2021 dan pada 2022 turun menjadi 5,5%.
[irp]
“Meski angka stunting di Bali saat ini rendah, edukasi untuk mencegah wajib dilakukan. Dari program edukasi yang kami lakukan, banyak orang tua yang baru sadar tentang kesehatan, salah satunya kesehatan reproduksi,” tuturnya.
APD berharap komitmen Pj Gubernur dan upaya yang ia lakukan, dapat mengantarkan pasangan muda di Bali mencapai keluarga yang sehat dan sejahtera, serta menumbuhkan anak yang suputra.
Dalam pertemuan bersama Kepala OPD, PJ Gubernur meminta kepada OPD terkait yang memfasilitasi hal tersebut, agar menampilkan data yang akurat dan real time terkait stunting. Menurutnya data yang akurat akan memudahkan kita untuk bekerja.
[irp]
“Saya juga minta kepada petugas lapangan, baik satgas, Puskesmas ataupun tim posyandu agar benar-benar ke lapangan melakukan input data secara real time, baik dari segi jumlah, penanganan yang telah dilakukan kepada balita tersebut, progresnya itu ditampilkan di data, jadi kita tahu, apa saja yang sudah didapatkan oleh misalnya Balita A, dan bagaimana progresnya, jadi semua itu jelas terlihat,” pungkas Mahendra. *