HUT ke 32 LPD Kerobokan, Jamu Nasabah Dengan Hiburan dan Undian Berhadiah Mobil
4 Fakta Menarik Tentang Rahinan Kuningan di Bali, dari Tradisi hingga Makna
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Hari raya kuningan adalah rangkaian dari Galungan. Rahinan ini datang 10 hari setelah Buda Kliwon Wuku Dungulan.
Galungan dan Kuningan terjadi setiap 6 bulan atau 210 hari sekali dan menjadi tanda kemenangan dharma atas adharma.
Kuningan terjadi pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. Adapun makna dari hari raya kuningan adalah perlindungan diri dan memohon keselamatan.
Selain melaksanakan persembahyangan, ada banyak fakta menarik tentang Kuningan yang perlu diketahui.
Dan berikut adalah fakta menarik rahinan Kuningan di Bali yang wajib diketahui sebagaimana dirangkum dari beragam sumber.
1. Tidak Sama dengan Galungan
Kendati menjadi rangkaian Galungan, nyatanya Kuningan tidaklah demikian. Jika Galungan digambarkan Tuhan, para dewata dan leluhur turun ke bumi, Kuningan adalah kebalikannya.
Ketika hari raya Kuningan para dewata, Tuhan dan leluhur kembali ke kahyangan. Kuningan jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan.
2. Disebut Tumpek Kuningan
Rahinan ini juga acap kali dikenal dengan sebutan Tumpek Kuningan. Pemujaan dilakukan sejak subuh hingga tengah hari.
3. 2 Tradisi Berbeda Ketika Kuningan
Selain melaksanakan persembahyangan, di dua wilayah berbeda yakni Munggu, Kabupaten Badung dan Bongan Gede, Kabupaten Tabanan digelar tradisi yang hanya ada ketika Kuningan.
Kedua tradisi ini bernama Mekotek di Desa Munggu, Kabupaten Badung dan Mesuryak di Bongan Gede, Tabanan.
4. Sembahyang Sebelum Tengah Hari
Umat Hindu di Bali percaya jika persembahyangan Kuningan hanya dilakukan sampai tengah hari saja sebab Tuhan, para dewata hingga leluhur akan kembali ke surga selepas tengah hari.
Dipercaya juga jika melaksanakan pesembahyangan setelah itu maka yang disemabah adalah pada Bhuta Kala.
Itulah fakta menarik dari rangkaian pelaksanaan Kuningan di Bali sebagaimana dilansir dari beragam sumber. ***