JEMBRANA, BALIKONTEN.COM – Jembrana menggenjot produksi Kakao seiring dengan meningkatkan permintaan pasar. Bupati Jembrana, Nengah Tamba secara konsisten melakukan pemetaan jumlah petani, lahan dan juga pemasaran.
Hal itu dia sampaikan dalam aksi Penanaman Perdana Kakao Unggul di Kebun Contoh Kakao Unggul Kelompok Tani Becik di banjar Tibusambi Desa Yehembang Kangin itu dihadiri Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Selasa (21/2).
Tamba optimis, pengembangan Kakao akan mendorong perekonomian Jembrana lebih baik menuju Jembrana Bahagia. Bahkan dia menetapkan, Kakao menjadi identitas pertanian Kabupaten Jembrana.
Pembudidayaan atau penanaman perdana sebanyak 600 bibit Kakao Unggul Varietas MCC 02 ini merupakan tindaklanjut dari arahan Bupati Jembrana, bibit kakao akan ditanam di atas lahan seluas 5 hektar yang merupakan milik Pemerintah Provinsi Bali yang ada di Desa Yehembang Kangin.
Dupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan telah mendeklarasikan desa di Kabupaten Jembrana sebagai desa berbasis kakao atau Jembrana Kakao yang akan menjadi branding Kabupaten Jembrana.
“Kita telah cetuskan desa-desa di kabupaten jembrana adalah desa yang berbasis kakao dan akan menjadi branding jembrana, jembrana sebagai kota kakao,”ujarnya
Bupati Tamba menambahkan bahwa Kakao Jembrana telah masuk pasar ekspor kelas dunia di pasar eropa dan asia.
“Kita menghasilkan 3.000 ton biji kering kakao premium pertahun yang mempunyai aroma khas dan kita tidak kekurangan pembeli malah produksi kita yang kurang, kakao kita diekspor di asia dan sampai eropa,” imbuhnya.
Pihaknya mengapresiasikan kegiatan Kelompok Tani Becik Desya Yehembang Kangin yang menurutnya patut menjadi desa percontohan dalam pengembangan pertanian khususnya kakao.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menerangkan permintaan terhadap biji kakao di Bali sangat besar, namun belum dapat memenuhi permintaan pasar.
“Saya harap pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terhadap petani kakao lebih ditingkatkan, selain bibit difasilitasi pupuknya juga, supaya produktifitasnya tinggi,” terangnya.
Trisno menyebut saat ini produksi kakao di Bali yang terbesar adalah Kabupaten Jembrana. Dalam pengembangan Kakao, dirinya siap mendukung Jembrana dalam hal hilirisasi, terutama pemasaran.
“Jembrana yang paling besar produksinya di Bali, jadi saya sepakat dengan bapak bupati, kakao ini branding yang bagus, pertumbuhan ekonomi akan bagus dengan kakao sebagai pilar pertanian, masalah pasar, hotel di Bali sangat banyak, nanti suplaynya dari Jembrana, Jembrana akan bahagia dengan pertaniannya yang luar biasa,” ungkapnya. (red)