Denpasar, Balikonten.com – Denpasar Festival ke 12 tahun 2020 dimulai Jumat (2/10) sore, secara daring. Selain pelaksanaannya yang tergolong pelaksanaan kegiatan berbasis daring dengan mata acara terbesar dan terpanjang di Indonesia, hal menarik lainnya adalah pameran potret pandemi Covid-19 di Bali.
Pameran yang dinamai “Grubug Ageng” ini akan memamerkan 40 foto tentang penanganan Covid-19 di Bali, yang melibatkan 15 fotografer media massa lokal, nasional dan intermasional yang ada di Bali.
“Pameran mulai 3 Oktober hingga 31 Desember 2020. Peserta pameran ini terdiri dari tujuh fotografer media cetak Bali, tiga pewarta foto Kantor Berita Antara, seorang fotografer Kantor Berita EPA (European Pressphoto Agency), dan empat fotografer lepas,” ujar Nyoman Hendra, salah satu peserta, Jumat (2/10) di Denpasar.
Kata dia, pameran berlokasi di Gedung “Dharma Negara Alaya (DNA)” yang juga menjadi bagian dari “Denpasar Festival 2020”. Foto yang ditampilkan, meliputi perjalanan awal pandemi masuk Bali, seperti pemulangan warga asing dari Bali karena COVID-19, situasi Bandara Ngurah Rai saat pertama kali ada Covid-19.
Selain itu, egiatan swab test di Pasar Badung, petugas menyemprotkan disinfektan di rumah warga atau Pasar Kumbasari yang terpapar COVID-19. Ada pula foto pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) di Denpasar, kegiatan belajar dan ibadah melalui daring, hukuman bagi pelanggar protokol kesehatan.
“Pameran dibuka pukul 09.00 wita hingga 21.00 wita itu juga apresiasi Panitia Denfest 2020 terhadap karya pewarta foto di Bali yang selama ini berkontribusi melalui berita foto tentang berbagai hal dan kegiatan pada masa pandemi COVID-19,” katanya.
Kata dia, pameran ini juga mengirim pesan literasi kepada masyraakat agar cermat mengonsumsi informasi, agr terhindar dari hoaks. Pada Kamis (1/10), Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani, menjelaskan Denfest merupakan terobosan yntuk memberi ruang kreatif bagi masyarakat.
“Karena itu, Denfest 2020 yang dijadwalkan untuk dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnutama Kusubandio, pada 2 Oktober itu, merupakan sebuah etalase produk-produk kreatif unggulan Kota Denpasar. Pada ajang itulah proses kreatif masyarakat dalam setahun hadir di depan publik secara luas,” pungkasnya. (801)
