Kapan Dewsa Ayu Melaspas Rumar Hunian Selama Bulan September 2024
Segarkan Pengetahuan, Puluhan Pejabat Stikom Bali Grup Diskusi Bareng Pakar Marketing Dunia
Denpasar, Balikonten.com – Dalam rangka menyegarkan ingatan dan menambah ilmu pengetahuan soal marketing digital, ITB Stikom Bali menghadirkan pakar marketing dunia Hermawan Kartajaya, untuk berdiskusi dengan pejabat di lingkungan ITB Stikom Bali.
Kegiatan yang berlangsung di Aula ITB STIKOM Bali Kampus Renon, Denpasar, Jumat (28/1/2022) ini diikuti pimpinan dari 30 unit lembaga dan bisnis Stikom Bali Group.
Di depan peserta rapat koordinasi Stikom Bali Group tahun 2022 itu, Hermawan Kartajaya, menegaskan, era digital marketing 5.0 adalah adalah kolaborasi “tecnology for humanity”, bahwa kemajuan teknologi digital tidak boleh mengabaikan peran manusia.
Menurut mantan Presiden World Marketing Association ini, teknologi itu adalah alat untuk memudahkan cara kerja memasarkan produk, sedangkan manusialah yang memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan kejujuran dan humanis.
“Kejujuran itu tidak tergantikan oleh mesin,” tegasnya.
Menurut Hermawan, intinya, kalau bisnis ingin maju dan bisa mendapatkan outcome yang optimal, bisnis tersebut harus bisa mengombinasikan dua kekuatan, yakni kekuatan human dan ditopang oleh teknologi seperti mesin dengan artificial intelligence (AI) di baliknya.
Disebutkan, hal itu bertumpu pada lima aspek utama. Pertama, data-driven marketing. Di sini, aktivitas marketing berbasis data yang kuat dan real time sehingga tidak ada gap waktu yang lebar antara pengumpulan data dengan pengambilan keputusan.
Kedua, predictive marketing yang memanfaatkan kekuatan analitik untuk memprediksi sebuah hasil. Contohnya, PepsiCo yang menggunakan social data untuk menemukan rasa yang cocok untuk produk snack-nya sesuai dengan preferensi pelanggan.
Ketiga, contextual marketing. Di sini, teknologi berperan membantu melakukan personalisasi dan kustomisasi produk dan layanan sesuai dengan profil pelanggan. Wallgreens di Amerika, misalnya, sudah menerapkan teknologi ini.
Wallgreens menyediakan teknologi yang disematkan dalam sebuah layar kulkas yang bisa mengenali kebutuhan pelanggan melalui face recognition.
Keempat, augmented marketing. Contohnya, peranti lunak HubSpot yang menggunakan chatbot untuk B2B sales lead generation and nuture. Di sini, lead dikerjakan lebih dulu oleh mesin dan baru kemudian akan diserahkan ke salesman.
Kelima, agile marketing yang mengacu pada mindset. Dalam organisasi, misalnya, keputusan diambil tidak hanya berdasar pada data tetapi juga kelincahan dalam melakukan eksperimentasi secara sering dan rutin. Contohnya, Zara yang barang dan desain di outletnya bergerak dinamis.
Pada kesempatan rapat koordinasi STIkOM Bali Group ini, Pembima Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar Prof. Dr. I Made Bandem, MA dalam sambutannya meminta kepada semua pimpinan unit lembaga dan usaha Stikom Bali Grup agar mampu menujukkan kinerja yang lebih baik dari apa yang sudah diraih tahun sebelumnya.
“Meski saat ini masih dalam situasi pandemi Covid – 19 tetapi dengan kempuan teknologi informasi dan sumber daya manusia yang kita miliki, semua unit bisni bisa bersinergi untuk mencapai hasil yang lebih baik pada tahun 2022 ini,” pinta Prof. Made Bandem.
Kepala Eksekutif Stikom Bali Group yang juga Rektor ITB Stikom Bali Dr. Dadang Hermawan menjelaskan, pihaknya mengundang Hermawan Kartajaya untuk membagi ilmu marketingnya, bagaimana mengembangkan bisnis, terutama lembaga pendidikan, di tengah situsai Pandemi Covid – 19 ini.
Menurutnya upaya memasarkan lembaga pendidikan atau unit bisnis lain di lingkungan Stikom Bali Griup bukan semata tugas bagian marketing, melainkan menjadi tanggung jawab semua.
“Kalau semua bersinergi tentu hasilnya akan lebih baik,” pungkasnya. (red)