Mahasiswa IPB Internasional Budayakan Meramu Loloh di Desa Petiga, Solusi Rawat Kesehatan Lansia Saat Pandemi
Denpasar, Balikonten.com – Pandemi Covid-19 mengajak masyarakat untuk mengedepankan pola hidup sehat, salah satunya merawat kesehatan dengan mengonsumsi ramuan-ramuan herbal, salah satunya loloh.
Memberdayakan ramuan tradisional sebagai terapi kesehatan juga gencar dilakukan Pemerintah Provinsi Bali. Hal tersebut menjadi landasan mahasiswa Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Petiga, Tabanan.
Kegiatan itu bertema “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Fisik Lansia Di Desa Petiga Pada Masa Pandemic Covid-19 Melalui Kegiatan Yoga Dan Pemanfaatan Tanaman Usada Bali (Loloh)”.
Koordinator kegiatan, Adis Audiana Syafri menerangkan kegiatan ini merupakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Kegiatan ini melibatkan 12 mahasiswa.
Adis menerangkan, dipilihnya Desa Petiga karena di desa itu terjadi leningkatan jumlah lansia.
Dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 30 orang. Pada tahun 2021 ini jumlah lansia di Desa Petiga sebanyak 300 orang atau sekitar 15% dari jumlah penduduk Desa Petiga.
Atas usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut (elderly) kelompok usia 60-70 tahun, usia lanjut tua (old) kelompok usia antara 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun.
“Perubahan fisik pada lansia akan mempengaruhi kesehatanya, oleh karena itu perlu mendapat perhatian dengan tetap memelihara kesehatan dan meningkatkannya,” ungkap Adis.
Maka dia menilai berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat dapat meningkatkan kebugaran jasmani para lansia pada masa pandemi Covid-19.
Kegiatan tim PHP2D Desa Petiga ini telah dimulai sejak bulan Agustus, dimulai dengan di adakannya Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 21 Agustus 2021 untuk penyamaan persepsi antara tim PHP2D dan pihak Desa Petiga.
Tim PHP2D di Desa Petiga telah mendapatkan Hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
“Kami berharap dengan adanya pelatihan pembuatan loloh ini dapat membantu masyarakat Desa Petiga terutama bagi lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas fisik mereka pada pasa pandemi Covid-19,” tutur Adis. (red)